GridKids.id - Era orde baru diwarnai oleh kondisi krisis moneter yang menimbulkan kekacauan di masyarakat.
Hal ini lalu menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat pada pemerintahan Orde Baru.
Kondisi ini makin diperparah dengan terpilihnya lagi Presiden Soeharto dengan bapak B.J. Habibie sebagai wakil presidennya.
Berbagai aksi turun ke jalan dilakukan oleh berbagai anggota masyarakat, mahasiswa menduduki gedung DPR-RI.
Pasca aksi mahasiswa pada Mei 1998 terjadi kerusuhan sosial hingga aksi penjarahan di beberapa sektor bisnis, mal-mal, hingga sentra pertokoan di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, juga Bekasi.
Kondisi ini menyebabkan makin merosotnya nilai rupiah hingga menembus 11.700 rupiah/1 US$.
Tekanan masyarakat kepada pemerintah akhirnya membuahkan hasil.
Kala itu bapak Harmoko, ketua MPR meminta Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya demi kestabilan negara.
Pada 19 Mei 1998, Presiden Soeharto bertemu sembilan tokoh Islam terkemuka, termasuk K.H. Abdurrahman Wahid dan Nurcholid Madjid.
Dalam pertemuan itu, Presiden Soeharto meminta pendapat tentang solusi terbaik atas tuntutan masyarakat yang begitu masif.
Dalam buku berjudul Runtuhnya Orde Baru oleh Arin Kusumaningrum menjelaskan bahwa pada 20 Mei 1998, 14 menteri yang mengemban tanggung jawab di bidang ekuin menolak masuk ke dalam kabinet reformasi.
Baca Juga: Peran Mahasiswa Era Orde Baru dalam Mewujudkan Reformasi Indonesia
Akhir Era Orde Baru
Di berbagai kota terdapat aksi pawai atau demonstrasi besar-besaran meminta Presiden Soeharto turun agar reformasi bisa terwujud.
Jumlah mahasiswa yang menduduki gedung DPR juga makin banyak dan sulit dikendalikan, sehingga Ketua MPR menyampaikan bahwa
Presiden harus mengundurkan diri paling lambat 23 Mei 1998.
Jika ultimatum itu enggak diwujudkan maka DPR akan mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan sidang istimewa DPR akan melakukan pemakzulan kepada Presiden Soeharto.
Pada 19 Mei 1998 lewat tengah malam, Bapak Yusril Ihza Mahendra yang kala itu menjabat sebagai staf Sekretariat Negara mengabarkan kepada Bapak Amien Rais bahwa Presiden Soeharto sudah menandatangani naskah pengunduran diri.
Pada Kamis, 21 Mei 1998 mengundah semua media dan pers untuk datang ke Istana Negara dan mengabadikan momen pengunduran diri Presiden Soeharto.
Presiden Soeharto mengumumkan bahwa menurut pasal 8 UUD 1945, wakil presiden B.J. Habibie akan melanjutkan sisa masa jabatan Presiden.
Bapak B.J. Habibie resmi dilantik dan disumpah oleh Mahkamah Agung sebagai presiden ketiga Republik Indonesia.
Peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto menandai berakhirnya era pemerintahan Orde Baru di Indonesia yang berlangsung 32 tahun lamanya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar