GridKids.id - Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang bekerja mempertahankan kekebalan tubuh terhadap zat asing, seperti bakteri, virus, dan bahkan sel kanker.
Sel darah putih ini dapat membantu tubuh melawan bakteri, virus, dan racun lain yang membuat kamu sakit.
Jika kadar limfosit tinggi, bisa jadi artinya menandakan tubuh kamu sedang berjuang untuk melawan penyakit atau infeksi tertentu.
Limfosit tinggi bisa diketahui dari hasil pemeriksaan darah.
Kondisi ini sering kali bersifat sementara dan enggak berbahaya.
Namun, pada kondisi tertentu, kadar limfosit yang tinggi juga bisa menjadi tanda gangguan kesehatan serius yang diderita.
Tetapi, beberapa kondisi lain, seperti peradangan dan konsumsi obat tertentu, juga bisa menyebabkan kadar limfosit meningkat.
Jenis-Jenis Limfosit
Limfosit terbagi menjadi dua jenis, yaitu sel B dan sel T.
Sama seperti sel darah lainnya, kedua jenis sel ini juga berasal dari sel induk di sumsum tulang.
Limfosit sel B
Baca Juga: Komponen Penyusun Darah: Ciri-Ciri dan Fungsinya, Biologi Kelas 8 SMP
Limfosit B memberikan respons imun dengan membentuk antibodi dan merupakan limfosit yang berukuran besar.
Setiap sel B yang telah aktif akan membentuk kelompok kecil (klon) berdasarkan jenis antibodi yang dibuatnya.
Pada awalnya molekul antibodi hanya menempel di permukaan membran sel B, hingga kemudian dapat dilepas dan beredar di plasma darah dan limfa.
Antibodi beredar di plasma darah dan cairan tubuh lainnya untuk mengenali antigen spesifik yang masuk ke dalam tubuh.
Atas dasar ini lah respons limfosit B disebut juga respons imun spesifik humoral.
Setiap sel B diatur untuk membuat satu antibodi spesifik yang jika dipertemukan dengan antigen yang tidak cocok, seperti virus atau bakteri, sel B akan menghancurkan antigen tersebut.
Limfosit sel T
Berbeda dengan sel B yang menghasilkan antibodi sebagai respons imun spesifiknya, sel limfosit T memiliki reseptor permukaan sel yang spesifik disebut reseptor sel T.
Limfoit T biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil daripada limfosit B.
Meskipun demikian, reseptor sel T memiliki sifat yang mirip dengan antibodi dalam hal kemampuan mengenali antigen spesifik.
Karena respons imun yang diberikan bertumpu pada reseptor permukaan sel, maka respons imun sel T disebut juga respons imun spesifik seluler.
Baca Juga: Perbedaan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih #AkuBacaAkuTahu
Sel T aktif tak hanya mengenali antigen, namun juga mengenali sel-sel tubuh yang terinfeksi.
Saat terjadi infeksi patogen, sel T yang memiliki reseptor yang mengenali antigen akan merespons dengan memperbanyak diri.
Selain bertambah banyak, sel T juga berdiferensiasi menjadi dua tipe sel, yaitu sel T pembantu dan sel T pembunuh.
Sel T pembantu dinamai demikian berdasarkan perannya dalam membantu mengaktifkan respons imun lainnya.
Ketika sel T pembantu aktif, mereka akan melepaskan kelompok senyawa kimia yang disebut sitokin.
Sel T pembunuh mencari sel tubuh yang diserang patogen dan menampilkan antigen asing dari patogen pada membran permukaan selnya.
Sel T pembunuh akan mengenali antigen, menempelkan diri pada permukaan sel yang terinfeksi dan mensekresikan substansi beracun untuk membunuh sel tubuh dan patogen di dalamnya.
Penyebab Limfosit Tinggi Beserta Gejalanya
Pada orang dewasa, kadar limfosit dinyatakan tinggi jika jumlahnya lebih dari 4.000 per mikroliter. Pada anak-anak, kadar normalnya berbeda-beda, tergantung usia.
Namun, batas normal limfosit anak biasanya adalah 9.000 per mikroliter dan jika lebih dari jumlah tersebut, kadar limfosit sudah bisa dikatakan tinggi.
Ada beberapa kondisi yang dapat memengaruhi kadar limfosit dalam tubuh, yaitu:
Baca Juga: Komponen dan Fungsi Darah dalam Tubuh Manusia, Materi Kelas 8 SMP
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar