GridKids.id - Kids, apakah kalian pernah mendengar makhluk hidup bernama shipworm?
Shipworm alias cacing kapal adalah makhluk pemakan kayu di laut.
Keberadaan mereka kerap menjadi ancaman bagi perahu-perahu di laut.
Pasalnya, makhluk ini menjadi salah satu penyebab rusaknya kapal para nelayan.
Ketika sudah berada di sebuah kapal, mereka akan menggerogoti segala jenis kayu yang ada.
Itulah kenapa kapal para nelayan bisa tenggelam karena keberadaan makhluk ini.
Nah, kali ini GridKids akan menyajikan beberapa informasi tentang cacing kapal.
Yuk, langsung saja kta simak informasi tentang cacing pemakan kayu ini.
Sekilas Tentang Shipworm
Shipworm alias cacing kapal merupakan salah satu dari jutaan makhluk laut di bumi.
Meski dinamai sebagai cacing, makhluk ini bukanlah keluarga dari cacing yang kerap kita temui di daratan.
Baca Juga: Macam-Macam Sistem Pernapasan pada Hewan, Mamalia hingga Siput
Hanya saja, mereka memiliki penampilan yang cukup mirip dengan cacing.
Ya, tubuhnya memanjang sehingga menyerupai cacing di daratan.
Cacing Kapal adalah Moluska
Meski terlihat seperti cacing, mereka adalah jenis makhluk moluska.
Mereka masih terdiri dari keluarga kerang bivalvia, alias kerang bercangkang dua.
Makhluk Pemakan Kayu
Untuk diketahui, cacing kapal ini adalah makhluk pemakan kayu.
Mereka akan mencari makan dari bangkai kayu di lautan hingga kapal yang masih aktif digunakan.
Makhluk ini memiliki gigi yang mendukung mereka untuk menggerogoti kayu layaknya rayap.
Bedanya, mereka hidup di laut sedangkan rayap di darat.
Jadi Ancaman Para Nelayan
Baca Juga: 10 Kadal Terbesar di Dunia, Nomor Satu Endemik dari Indonesia
Perilaku mereka yang memakan kayu di kapal bisa menjadi ancaman bagi para nelayan.
Pasalnya, kayu pada kapal bisa berlubang karena dimakan hewan ini.
Itulah beberapa informasi tentang shipworm alias cacing kapal ya, Kids.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Andy Nugroho |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar