GridKids.id - Kids, pernahkah kamu melihat kodok atau katak di sekitar rumahmu?
Kedua hewan ini merupakan jenis hewan amfibi atau hewan yang bisa hidup di dua dunia, yaitu di air atau di daratan.
Amfibi adalah salah satu hewan yang sering terlihat seperti reptil namun memiliki ciri-ciri pembeda yang jelas.
Amfibi punya kulit tubuh yang lebih berlendir dan berlumpur daripada reptil yang kulit tubuhnya kering dan punya sisik yang keras.
Amfibi merupakan salah satu hewan yang melalui proses metamorfosis sempurna, karena mengalami empat tahapan kehidupan.
Ada sekitar 3000 spesies amfibi yang tercatat di dunia, dan katak juga termasuk kelompok terkecil di antara hewan vertebrata (hewan bertulang belakang) lainnya.
Amfibi merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm sehingga hewan ini enggak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri.
Inilah kenapa hewan ini membutuhkan sinar matahari untuk menghangatkan tubuhnya.
Amfibi mengawali kehidupan di perairan dan menggunakan insang sebagai alat pernapasannya.
Setelah masuk fase cukup dewasa, paru-paru dan kakinya akan berkembang sehingga mendukung hewan ini untuk bisa hidup di daratan.
Lalu, seperti apa cara hidup hewan amfibi yang bisa bertahan hidup di dua dunia ini?
Baca Juga: 4 Cara Kerja Sistem Pernapasan Katak Berdasarkan Fase Kehidupannya
Cara Hidup Amfibi
Dalam buku Ensiklopedia Dunia Amfibi oleh Rani Yulianty, amfibi bisa ditemukan di seluruh dunia kecuali di kawasan kutub.
Hewan-hewan amfibi menempati habitat hidup yang berbeda-beda, seperti misalnya di hutan, kolam, danau, daerah pegunungan, bahkan di gurun.
Amfibi sebagai hewan berdarah dingin enggak aktif bergerak ketika cuaca berubah dingin, melainkan akan berhibernasi dalam lumpur atau bersembunyi di bawah gelondong kayu.
Meski amfibi dewasa bisa bertahan hidup sepanjang satu musim kemarau, amfibi tetap memerlukan tempat yang lembab seperti sungai dan kolam.
Amfibi bisa bertahan hidup tanpa adanya sumber air jika hidup di wilayah hutan hujan tropis yang lembap.
Uniknya, amfibi bisa bertahan hidup tanpa adanya sumber air dan mengandalkan titik-titik air yang terkumpul di dedaunan di sekitarnya.
Amfibi merupakan hewan yang sering dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan gas-gas beracun yang ada di lingkungan sekitarnya.
Hal ini dilakukan karena amfibi punya kulit yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, termasuk kualitas air dan udara di suatu tempat.
Ilmuwan melihat bahwa populasi semua spesies amfibi mengalami penurunan hingga 43% akibat kerusakan atau penurunan kualitas lingkungan.
Selain menurunnya kualitas lingkungan, populasi amfibi yang menurun juga disebabkan karena beberapa spesiesnya diburu orang sebagai sumber makanan.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar