Semakin tinggi kegiatan transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi permintaan uang untuk kebutuhan transaksi.
Keynes juga menjelaskan kebutuhan uang tak cuma untuk sesuatu yang sifatnya normal dan reguler seperti kebutuhan uang untuk transaksi.
Namun, kebutuhan uang juga untuk sesuatu di luar perencanaan sebelumnya.
Seperti kebutuhan untuk membeli obat ketika sakit, kebutuhan membeli peralatan produksi ketika mengalami kerusakan, dan lain-lain.
Artinya, seseorang perlu menyediakan uang khusus untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi seandainya terjadi sesuatu di luar apa yang direncanakan.
Besarnya kebutuhan uang untuk berjaga-jaga dipengaruhi langsung oleh besarnya tingkat pendapatan nasional.
Teori Permintaan Uang Keynes
Dalam buku Principles of Money, Banking, & Financial Markets (2013) karya Lawrence S. Ritter, William L. Silber, dan Gregory F. Udell, dijelaskan beberapa ide teori permintaan uang Keynes pada pasar uang, yaitu:
1. Ada tiga motif masyarakat dalam memegang uang, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi.
2. Jumlah uang yang beredar ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas moneter.
3. Keseimbangan di pasar uang dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga.
Baca Juga: Hubungan Kelangkaan dengan Permintaan dan Penawaran, Apa Kaitannya?
Kaum klasik beranggapan kalau perubahan jumlah uang beredar tak akan berpengaruh terhadap output nasional.
Sementara Keynes justru beranggapan kalau perubahan jumlah uang yang beredar akan memengaruhi keseimbangan pasar uang dan menentukan tingkat bunga.
Tingkat bunga tersebut akan memengaruhi tingkat investasi dan melalui mekanisme angka penggada akan memengaruhi tingkat output nasional atau pendapatan nasional.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar