GridKids.id - Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan berbagai budaya dan tradisi.
Banyak tradisi dan budaya Indonesia dibawa oleh berbagai suku bangsa pendatang yang datang dari negeri yang jauh ke wilayah Indonesia.
Kebudayaan bangsa asing yang datang lalu berbaur dengan budaya bangsa asli nusantara membentuk budaya bangsa yang masih ada hingga hari ini.
Namun, seiring berkembangnya zaman dan pengaruh teknologi yang makin pesat, beberapa budaya dan tradisi mulai luntur dan ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya.
Dilansir dari laman id.theasianparent.com, ada beberapa warisan budaya Indonesia yang kini terancam punah oleh perkembangan zaman, di antaranya:
Warisan Budaya Indonesia yang Terancam Punah Dimakan Waktu
1. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah sebuah pertunjukkan drama dengan boneka dari kulit hewan yang menggambarkan tokoh atau karakter pewayangan.
Pertunjukan wayang kulit menjadi bagian dari pentas seni tradisional yang sangat sarat nilai seni dan tradisi.
Dalam pertunjukkan wayang kulit terkandung seni peran, seni suara, seni musik, seni lukis, seni pahat, hingga seni simbol.
Dulunya wayang menjadi media dakwah agama dan transfer nilai dari leluhur pada penerusnya, namun kini wayang kulit sudah dipertontonkan sebagai hiburan masyarakat.
Baca Juga: 5 Penggambaran Karakter Tokoh Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan
2. Sisingaan
Sisingaan adalah budaya khas daerah Subang, Jawa Barat.
Budaya sisingaan dikenal sebagai tradisi Gotong Singa dikenal juga dengan istilah odong-odong yang ternyata sudah ada sejak era penjajahan.
Singa adalah simbol penjajah yang kala itu menguasai wilayah setempat, hal ini jadi simbol bahwa masyarakat setempat enggak takut untuk melakukan perlawanan pada para penjajahan yang semena-mena.
Kini Sisingaan dimainkan pada acara-acara khusus seperti penerimaan tamu kehormatan, upacara khitanan, hingga acara-acara besar lainnya.
Kabupaten Subang tiap 5 April akan mengadakan festival Sisingaan sekaligus juga peringatan hari jadi Kabupaten Subang.
3. Noken
Noken adalah sebuah tas unik tradisional dari Papua yang terbuat dari serat kulit kayu yang berasal dari pohon seperti manduam, nawa, atau anggrek hutan.
Suku-suku yang ada di Papua menggunakan noken untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari misalnya untuk membawa hasil pertanian dan kebun, seperti sayur-mayur, umbian-umbian, dan barang dagangan ke pasar.
Noken digunakan di kepala bukannya di pundak seperti tas pada umumnya, uniknya noken hanya boleh dibuat oleh perempuan Papua asli.
Tas tradisional ini bahkan menjadi simbol bagi kedewasaan seorang perempuan Papua, bagi mereka yang belum pandai membuatnya maka dianggap belum dewasa, lo.
Baca Juga: Jadi Cendera Mata PON XX Papua 2021, Apa Itu Noken dan Filosofinya?
Noken bagi masyarakat Papua adalah simbol kehidupan yang baik, cinta perdamaian, dan juga kesuburan untuk masyarakat Papua khususnya yang tinggal di daerah Pegunungan.
4. Keris
Keris adalah senjata tradisional suku Jawa yang punya ciri-ciri enggak simetris, punya bentuk berkelok dengan lapisan logam cerah yang ada pada bilahnya.
Keris punya tiga bagian yaitu bilah (pisau), hulu (gagang), juga warangka (sarung kerisnya).
Senjata tradisional ini terbentuk dari logam mulia, kayu, gading, hingga terbuat dari material emas.
Dulunya keris menjadi senjata dalan peperangan sekaligus pelengkap sesajen yang sering dipersiapkan orang Jawa untuk menghormati leluhurnya.
Namun, saat ini keris bisa ditemukan sebagai pelengkap aksesoris berbusana tradisional laki-laki Jawa.
5. Rempak Gendang
Rempak Gendang adalah sebuah sajian musik tradisional gendang Sunda yang ditampilkan dalam jumlah cukup banyak dan dimainkan secara serempak.
Rempak atau rampak dalam bahasa Sunda berarti bersama-sama, sedangkan gendang atau kendang adalah instrumen musik yang berfungsi sebagai pengatur irama lagu.
Seni pertunjukan musik kreasi Jawa Barat ini adalah olahan dan hasil karya Gugum Gumbira yang terinspirasi oleh permainan gendang dalam pertunjukan Topeng Banjet dan Gendang Penca.
Baca Juga: Berbagai Senjata Tradisional Daerah-Daerah di Seluruh Indonesia
Kesenian ini muncul bersamaan dengan seni tari Jaipong sekitaran 1970-an dan difungsikan sebagai musik pengiring tarian.
Rempak Gendang dipertunjukan pertama kali di Bandung oleh Suwanda dan Dali pada 1978.
6. Tarawangsa
Kesenian tradisional Tarawangsa berasal dari Jawa Barat punya kekhasan instrumen musik dawai yang cara memainkannya adalah dengan digesek.
Istilah Tarawangsa berasal dari tiga gabungan kata yaitu Ta-Ra-Wangsa, ta dari meta yang berarti pergerakan, lalu ra berarti api yang agung, dan wangsa adalah bangsa.
Sehingga Tarawangsa diterjemahkan sebagai kisah kehidupan bangsa matahari yang jadi kesenian untuk menyambut musim panen padi yang terjadi berkat sinar matahari yang cukup.
7. Keni Gayo
Keni adalah salah satu karya hasil kebudayaan masyarakat Gayo dari Aceh yang terbuat dari tanah liat.
Keni Gayo sudah dikenal sejak era prasejarah dan hal ini didukung dengan temuannya di tepi danau Lut Tawar.
Saat ini keni sudah sangat jarang ditemukan, dulunya keni atau karya gerabah ini digunakan sebagai wadah air minum.
Keni Gayo adalah hasil kerajinan tangan kaum perempuan Gayo yang akan dibedakan menjadi empat macam berdasar jenis kelamin pemakainya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | theasianparent.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar