Inilah yang membuat tahun Masehi dikenal juga dengan tahun Matahari atau tahun syamsiah.
Hitungan satu hari yaitu 24 jam didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan Bumi untuk berotasi atau mengelilingi porosnya sendiri.
Kalender Masehi dikenal juga sebagai kalender Gregorian yang diperkenalkan pertama kali pada 1582 dan digunakan di benua Eropa.
Satu kali masa revolusi Matahari berlangsung selama satu tahun sama dengan 365,25 hari namun ditetapkan pada era pemerintahan Julius Caesar menjadi 365 hari.
Sisa 0.25 hari yang tersisa selama empat tahun akan ditambahkan ke bulan Februari yang hanya memiliki 28 hari dalam perhitungannya.
Dari sinilah dikenal perhitungan tahun kabisat, yaitu tahun di mana Februari punya 29 hari dalam hitungan bulannya.
Fakta menarik yang perlu kamu ketahui bahwa ketika tahun kabisat terjadi biasanya tahun itu akan habis jika dibagi empat, misalnya 2008, 2012, 2016, 2020, 2024, dst.
Fakta yang perlu kamu tahu, bahwa tahun kabisat hanya jatuh pada tahun 2000-an, tapi enggak terjadi pada tahun 1900, 1800, 1700-an karena sistem penanggalan ini enggak sinkron dengan musim dalam setahun.
Hal ini mendorong Paus Gregorius XIII membuat penanggalan baru bekerja sama dengan Aloysius Lilius dan Christoper Clavius untuk mengembangkan kalender baru selama lima tahun.
Sistem penanggalan yang diciptakan oleh kerjasama Paus Gregorius XIII dan ahli-ahli astronomi itu bisa diterima baik di Italia, Spanyol, dan Portugal, dan disusul oleh Inggris dan Amerika pada pertengahan abad-18.
Berikut ini adalah rincian jumlah hari dalam 12 bulan dalam penanggalan tahun Masehi, di antaranya:
Baca Juga: 12 Nama Bulan dan Jumlah Hari dalam Kalender Masehi, Apa Saja?
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar