GridKids.id - Artikel Belajar dari Rumah (BDR) Materi PKN Kelas 9 SMP Bab 4 kali ini masih membahas tentang Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam buku materi PKN Kelas 9 SMP Bab 4 Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud, hlm. 108-109 membahas tentang penyebab konflik dalam masyarakat.
Pada artikel BDR sebelumnya kamu sudah belajar tentang bentuk-bentuk konflik yang terjadi pada masyarakat Indonesia.
Kali ini kamu akan diajak untuk mengenal penyebab munculnya konflik yang enggak muncul secara tiba-tiba.
Peristiwa ini terjadi lewat proses yang ditandai dengan munculnya beberapa gejala konflik dalam masyarakat, seperti:
1. Enggak ada persamaan pandangan antarkelompok, seperti beda tujuan, cara melakukan sesuatu, dan masih banyak lagi.
2. Norma-norma sosial enggak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan.
3. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan untuk masyarakat.
4. Sanksi terhadap pelanggar atas norma enggak tegas atau bisa dibilang lemah.
5. Tindakan anggota masyarakat sudah enggak sesuai dengan norma yang berlaku.
6. Adanya proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan enggak sehat, tindakan kontroversial dan konflik yang muncul.
Baca Juga: Pengertian dan Jenis-Jenis Interaksi Sosial Disosiatif, Sosiologi Kelas 7 SMP
Nah, beberapa gejala yang muncul dalam masyarakat ini menjadi potensi pemicu terjadinya konflik sosial, seperti misalnya:
Gejala Pemicu Konflik Sosial dalam Masyarakat
1. Menguatnya Etnosentrisme Kelompok
Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang berarti suku, sedangkan sentrisme berarti titik pusat.
Etnosentrisme berarti perasaan suatu kelompok di mana kelompok itu merasa jadi yang paling baik dan benar, sedangkan kelompok lain punya nilai dan norma yang enggak lebih baik atau lebih rendah.
Sikap ini enggak hanya bisa terjadi secara kesukuan, tapi juga bisa terjadi di kelompok-kelompok lainnya di tengah masyarakat.
Hal inilah yang bisa memicu tawuran atau bentrok pelajar atau simpatisan kelompok tertentu yang merugikan semua pihak.
2. Stereotip pada Suatu Kelompok
Anggapan yang dimiliki pada suatu kelompok yang condong kepada pandangan negatif.
Misal adanya stereotip suatu kelompok identik dengan kekerasan atau kekasaran laku dan tutur kata.
Stereotip ini biasanya enggak bisa lepas dari kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti kelompok agama, suku, ras, atau golongan tertentu.
Baca Juga: Cara untuk Mengatasi Konflik Sosial dalam Masyarakat, Materi Sosiologi Kelas 11
Adanya stereotip ini menyebabkan sikap prasangka ini mendorong munculnya pandangan atau tanggapan negatif tentang kelompok tertentu
3. Hubungan antarpenganut agama yang kurang harmonis
Sikap fanatik berlebihan terhadap keyakinan masing-masing menyebabkan terjadinya sikap intoleran pada keberadaan agama dan penganut agama lain.
Memegang teguh agama yang dianut adalah sebuah keharusan tapi tentunya enggak boleh memaksakan keyakinan kita pada orang lain.
Keberagaman agama tentu sarat dengan berbagai perbedaan tapi hal itu enggak seharusnya jadi pemecah dan pemicu konflik.
Selama umat beragama saling menghargai dan menghormati keyakinan satu sama lain, kita semua bisa hidup dengan damai.
4. Hubungan Penduduk Asli dan Penduduk Pendatang yang Kurang Harmonis
Jika hubungan antara penduduk asli dan pendatang di suatu wilayah enggak berjalan harmonis, konflik akan terjadi.
Rasa ketidakadilan dalam berbagai bidang kehidupan bisa menyebabkan munculnya ketidakseimbangan sosial.
Pertanyaan: |
Apa yang dimaksud dengan stereotip? |
Petunjuk, cek page 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar