Bumerang dirancang untuk digunakan oleh pelempar yang biasa menggunakan tangan kanan dan juga tangan kiri.
Bumerang tangan kanan terbang memutar berlawanan arah jarum jam ke kiri, sedangkan bumerang tangan kiri akan terbang searah jarum jam ke kanan.
Bumerang yang jatuh akan mulai berputar, dan sebagian besarnya akan jatuh dalam bentuk atau posisi spiral.
Ketika senjata ini dilempar dengan putaran yang tinggi, maka bumerang akan terbang dalam bentuk lengkung bukannya dalam garis lurus.
Jika dilemparkan dengan teknik yang besar, bumerang akan kembali lagi ke titik awalnya.
Bumerang harus dipegang secara vertikal bagian lengkungnya menghadap ke arah pelemparnya.
Bumerang bisa berputar kurang lebih 10 kali/detik dan bergerak maju dengan kecepatan kisaran 95 km/jam.
Belokan otomatis ke kiri berasal dari cara angin melewati lengan-lengan yang terus berputar di udara.
Uniknya meski terbang ke depan, boomerang akan tertarik sedikit ke belakang tiap kali satu lengannya memutar ke bawah dan kembali ke posisi semula.
Kombinasi cara kerja inilah yang membuat bumerang perlahan berbelok ke kiri dan tampak seperti baling-baling helikopter ketika membentuk lingkaran yang besar.
Menurut Felix Hess, seorang ahli fisika Belanda dalam bukunya Boomerangs, Aerodynamics and Motion, bumerang bisa kembali pada pelemparnya karena sayapnya dibuat berbeda dari pasangannya.
Baca Juga: Materi PPKn Kelas 8 SMP: 7 Bentuk Keberagaman Budaya di Indonesia
Bagian atas sayapnya dibuat melengkung menunjuk ke arah angin, dengan sisi sayap satunya yang melengkung ke arah berlawanan.
Nah, itulah penjelasan kenapa bumerang selalu kembali ke pelemparnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Bobo.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar