GridKids.id - Artikel Belajar dari Rumah (BDR) materi IPA Kelas 9 SMP kali ini masih membahas tema 8 yaitu Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup.
Dalam buku materi IPA Kelas 9 SMP Tema 8 Kurikulum Merdeka terbitan Kemdikbud, hlm. 130-140 membahas tentang sifat zat dan hubungannya dengan partikel penyusun dan strukturnya.
Tiap zat di sekitar kita punya sifat unik dan berbeda dengan zat lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah dan jenis atom penyusun zatnya.
Perbedaan sifat zat juga bisa disebabkan oleh perbedaan ikatan atau perbedaan struktur (susunan) atom atau molekul-molekul penyusunnya.
Supaya bisa membedakan zat penyusun suatu benda atau bahan, kamu bisa mengidentifikasi sifat-sifat suatu zat ke dalam dua kelompok yaitu sifat fisika dan kimianya.
Banyak peralatan yang menunjang kehidupan manusia sehari-hari diproduksi oleh industri atau bahan yang digunakan sehari-hari selalu mempertimbangkan sifat fisika dan sifat kimianya.
Pertimbangan itu bisa membantu seseorang dalam memaksimalkan pemilihan suatu bahan yang dipergunakan untuk membuat sebuah peralatan atau barang.
Selanjutnya kamu akan diajak mengenal sifat fisika dalam suatu zat, simak sama-sama penjelasan lengkapnya, ya.
Sifat Fisika dalam Sebuah Zat
Sifat fisika adalah sifat yang bisa diamati tanpa mengubah ciri-ciri dan komposisi suatu zat.
Sifat fisika enggak berkaitan dengan proses pembentukan zat baru, dan memiliki beberapa contoh meliputi:
Baca Juga: Prinsip Pembentukan Molekul dan Ion: Ikatan dan Senyawa Kovalen, IPA Kelas 9 SMP
1. Kerapatan (Densitas/Massa Jenis)
Kerapatan merupakan massa zat dalam satuan volume tertentu.
Satuan kerapatan adalah kg/m3 atau g/ml, misalnya udara yang punya kerapatan 1,205 kg/m3 sedangkan gas asetilena punya kerapatan 1,092 kg/m3.
Jika keduanya dibandingkan, maka massa jenis gas asetilena akan punya massa yang lebih kecil daripada massa jenis udara.
Perbedaan ini bisa terjadi karena perbedaan massa atom partikel penyusun zatnya, hal ini membuat gas asetilena banyak digunakan sebagai udara untuk mengisi balon supaya bisa terbang di udara.
2. Kekerasan
Kekerasan adalah ukuran untuk menentukan keras atau lunaknya sebuah zat.
Ukuran yang digunakan untuk mengukur kekerasan adalah skala Mohs yang diukur dengan alat bernama sklerometer.
Makin besar skala Mohs suatu zat maka akan makin keras juga zat tersebut.
Contoh kekerasan zat dengan skala Mohs rendah seperti Logan natrium (Na) dan Kalium (K) dengan skala 0,5-0,6 lalu Baja dengan skala 4 - 4,5.
3. Elastisitas
Baca Juga: 4 Contoh Benda Elastis yang Digunakan Sehari-hari, Materi Kelas 4 SD
Elastisitas adalah kemampuan benda untuk mempertahankan diri ketika ditarik atau didorong dan bisa kembali ke bentuk atau ukuran awalnya ketika enggak lagi diberi gaya.
Tiap zat punya elastisitas tertentu, misalnya kayu, gelas, dan es batu yang punya tingkat elastisitas rendah.
Hal ini jugalah yang menyebabkan zat ini akan mengalami perubahan atau kerusakan ketika diberi gaya yang besar.
Sedangkan karet adalah salah satu benda yang punya elastisitas yang lebih tinggi dibanding benda-benda yang sudah disebutkan sebelumnya.
Elastisitas bisa terjadi karena rantai polimer yang terulur panjang ketika diberi gaya, bentuk karet akan kembali ke ukuran semula ketika sudah enggak ada gaya yang diberikan.
4. Daya Hantar
Daya hantar adalah kemampuan suatu zat untuk menghantarkan panas atau listrik.
Berdasarkan daya hantarnya, benda bisa dibedakan jadi konduktor, isolator, dan semikonduktor.
Banyak yang bisa dijadikan konduktor adalah bahan yang terbuat dari zat yang bisa menghantarkan elektron dengan mudah, contohnya besi, tembaga emas, dan perak.
Bahan isolator adalah benda atau zat yang punya kemampuan rendah untuk menghantarkan elektron, misalnya plastik dan kayu.
Sedangkan bahan semikonduktor adalah bahan yang jika berada di suhu rendah bisa menjadi isolator, namun pada suhu tinggi bisa dimanfaatkan sebagai konduktor.
Baca Juga: Atom dan Partikel Penyusunnya: Nomor Atom dan Nomor Massa, IPA Kelas 9 SMP
5. Kemagnetan
Kemagnetan adalah kemampuan suatu zat yang bisa dipengaruhi oleh medan magnet.
Sifat kemagnetan dibedakan jadi tiga, yaitu feromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Feromagnetik adalah benda-benda yang bisa ditarik kuat oleh magnet, misalnya besi, baja, nikel, dan kobalt.
Paramagnetik adalah benda yang ditarik dengan lemah oleh magnet, misalnya magnesium, litium, dan molibdenum.
Sedangkan diamagnetik adalah benda-benda yang enggak ditarik oleh magnet, seperti emas, perak, tembaga, dan bismut.
6. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas merupakan ukuran kekentalan zat cair dan gas (fluida) yang menyatakan besar kecilnya gesekan yang terjadi di dalam.
Makin besar viskositas suatu fluida, maka akan makin sulit fluida untuk mengalir dan bergerak di dalam sebuah kumpulan zat.
Jika dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi atau tarik menarik antara molekul-molekul zat cair.
Sedangkan pada gas, viskositas timbul sebagai akibat dari tumbukan antara molekul-molekul gas.
Baca Juga: Prinsip Pembentukan Molekul dan Ion: Ikatan dan Senyawa Kovalen, IPA Kelas 9 SMP
Contohnya fluida dengan viskositas tinggi adalah madu dan oli, sedangkan fluida dengan viskositas rendah adalah air.
7. Titik Didih
Titik didih merupakan suhu saat zat cair mulai berubah jadi uap pada tekanan tertentu.
Zat cair akan berubah jadi uap karena tekanan uap jadi lebih besar dari tekanan luar yang menahan zat cair.
Pengetahuan tentang titik didih pada suatu zat sangat penting dalam upaya perawatan kendaraan bermotor.
Ketika mesin motor bekerja maka akan ada panas tinggi dari komponen dalam mesin yang saling bergesekan.
Mesin perlu diberi oli berkala supaya mesin terjaga kondisinya, oli merupakan zat yang bisa bertahan dan enggak berubah jadi uap ketika berada dalam suhu yang sangat tinggi.
8. Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada tekanan tertentu ketika zat cair mulai berubah jadi padat ketika suhu suatu zat diturunkan.
Pengetahuan tentang titik beku sangat penting, berkaitan dengan zat yang akan digunakan untuk mendinginkan mesin kendaraan bermotor.
Zat cair yang memenuhi syarat untuk jadi cairan pendingin kendaraan tanpa berubah jadi beku ketika suhu sangat rendah, misalnya etilen glikol, propilen glikol, dan gliserol.
Baca Juga: 7 Kota Paling Dingin di Indonesia, Salah Satunya Bisa Capai Titik Beku
Molekul gliserol bisa membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan molekul air, sehingga titik beku campuran lebih rendah dari pada titik beku air.
Campuran keduanya bisa mencegah pembentukan kristal es, meski suhu berada di titik dibawah batas normal sekalipun.
Tak hanya digunakan dalam kendaraan bermotor, zat antibeku juga dimanfaatkan makhluk hidup yang hidup di daerah dengan suhu sangat rendah.
Zat antibeku ini diperlukan supaya cairan dalam sel dan jaringan tubuhnya enggak membeku, misalnya gliserol atau dimetilsulfoksida pada serangga; trehalosa pada cacing nematoda dan rotifera; dan Anti Freeze Protein (AFP) pada ikan-ikan yang berhabitat di Antartika.
9. Titik Leleh
Titik leleh merupakan suhu pada tekanan tertentu ketika zat padat mulai berubah mencair.
Penggunaan zat yang anti leleh biasa ditemukan dalam perkakas atau peralatan masak di dapur.
Aluminium adalah bahan yang sering ditemukan untuk pembuatan alat-alat memasak karena titik leleh yang lebih tinggi daripada plastik.
Tak hanya punya titik leleh tinggi, aluminium juga punya stabilitas yang tinggi pada suhu panas, ringan, enggak reaktif, dan enggak mudah berkarat.
Pertanyaan: |
Apakah yang dimaksud dengan elastisitas pada suatu zat? |
Petunjuk, cek lagi page 3. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar