Perubahan Aspek Pendidikan pada Masa Penjajahan, Materi IPS Kelas 8

GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah belajar tentang sejarah penjajahan kolonial Belanda dan Jepang.

Pada buku materi IPS kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka terdapat pembasahan tentang perubahan masyarakat akibat penjajahan.

Ada beberapa perubahan yang dilihat dari beberapa aspek seperti pendidikan, sosial dan budaya.

Nah, kali ini GridKids akan membahas perubahan aspek pendidikan pada masa penjajahan, ya.

Seperti diketahui, Indonesia pernah dijajah oleh bangsa barat yaitu Inggris dan Belanda.

Kemudian setelah bangsa barat pergi, Indonesia kemudian dijajah oleh Jepang.

Penjajahan ini pun juga memberi pengaruh pada dunia pendidikan masyarakat Indonesia, lo.

Perkembangan Pendidikan Indonesia di Abad ke-19

Pada adab ke-19, Indonesia menggunakan sistem pendidikan dari organisasi agama.

Beberapa di antaranya adalah Kristen, Katolik dan Islam.

Pendidikan Pondok Pesantren

Baca Juga: Sejarah Heiho, Orgaisasi Pembantu Militer di Masa Penjajahan Jepang

Salah satu contohnya adalah pesantren yang menjadi bentuk sistem persekolahan Islam.

Sistem pendidikan Islam dilaksanakan melalui pondok pesantren.

Di pondok pesantren, tenaga pengajar menggunakan para kiai.

Kala itu, pendidikan pesantren dianggap lebih demokratis terbuka untuk semua golongan.

Pendidikan Kolonial Belanda

Pemerintah Belanda membawa sistem pendidikan sesuai dengan bangsa barat.

Contohnya adalah tempat berupa sekolah, kurikulum serta guru dengan jadwal teratur.

Sekolah-sekolah tersebut baru didirikan pada sekitar tahun 1840.

Sekolah ini juga diperuntukkan bagi warga pribumi dari golongan menengah atau anak pengawai pemerintah.

Selain itu, didirikan pula sekolah guru untuk menyiapkan tenaga pengajar.

Contohnya adalah sekolah guru di Salatiga (1852), Bandung, dan Probolinggo (1866).

Baca Juga: Sejarah PETA, Pasukan Gerilya Bentukan Jepang di Masa Penjajahan

Lalu untuk memenuhi kebutuhan tenaga birokrasi pemerintahan, juga didirikan sekolah khusus.

Sekolah tersebut adalah hoofdenschool di Bandung, Magelang, Probolinggo, dan Tondano pada 1878.

-----

PROMOTED CONTENT