GridKids.id - Pada masa pemerintahan orde lama dikenal konsep ideologi politik yang berpusat pada tiga kekuatan besar yaitu Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom).
Konsep ini dicetuskan pertama kali oleh Presiden Soekarno yang merupakan gabungan tiga pilar utama kekuatan politik bangsa Indonesia sejak era pergerakan nasional hingga setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya.
Sebelum diterapkan pada era orde lama lewat sistem demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan presiden Soekarno.
Ide konsep NASAKOM sebenarnya sudah dirumuskan jauh sebelum Indonesia merdeka.
Konsep Nasakom diungkapkan Presiden Soekarno dalam surat kabar Soeloeh Indonesia Moeda pada 1926 yang ketika itu mewakili tiga partai politik dengan aliran berbeda yaitu Indische Partij (Nasionalis), Sarekat Islam (Muslim), dan Partai Komunis Indonesia (Komunis).
Kinerja konstituante yang gagal merumuskan dasar negara hingga menyebabkan berbagai konflik dan ketidakstabilan ekonomi masyarakat.
Hal ini mendorong Presiden Soekarno dan jajarannya merumuskan ulang sistem demokrasi parlementer yang diterapkan di Indonesia kala itu.
Pada Februari 1956, Presiden Soekarno mengusulkan konsep demokrasi baru yang dijuluki dengan demokrasi terpimpin yang berpegang pada ideologi Nasakom.
Namun, pandangan dan rencana ini ditentang oleh wakil Presiden yaitu Bapak Mohammad Hatta yang juga merupakan kawan seperjuangan Presiden Soekarno sejak masa perjuangan mencapai kemerdekaan.
Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa ketika nasakom dijadikan ideologi maka pemerintah akan bekerja sama dengan PKI sebagai kekuatan komunis yang prinsipnya bertentangan dengan pancasila.
Kebijakan Presiden yang seolah enggak bisa digoyahkan lalu mendorong Bung Hatta memilih mundur dari jabatan wakil Presiden karena melihat indikasi pemerintahan Presiden Soekarno yang makin otoriter.
Baca Juga: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Era Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Meski berat hati, sosok dwi tunggal akhirnya berpisah di tengah jalan karena perbedaan pandangan politik yang tak bisa didamaikan.
Penerapan demokrasi terpimpin, mewujudkan penyatuan tiga kekuatan politik yang mendukung posisi politik Presiden Soekarno ketika itu.
Pemberlakuan Ideologi Nasakom pada Era Orde Lama
Nasakom menaungi tiga kelompok politik utama dalam kehidupan politik Indonesia pada era Orde lama, yaitu PNI, Masyumi dan NU, juga PKI.
Presiden Soekarno bahkan menyatakan bahwa ideologi Nasakom adalah wujud dari Pancasila dan UUD 1945 dalam jalannya kegiatan politik Indonesia.
Sehingga siapa yang menganut pancasila dan patuh pada UUD 1945 haruslah juga menerima konsep nasakom, dan jika ada penentangan terhadap Nasakom sama halnya dengan menentang Pancasila dan konstitusi.
Presiden Soekarno terus mengampanyekan ideologi nasakom tak hanya pada masyarakat Indonesia, tapi membawa konsep ini ke forum internasional.
Misalnya dalam Sidang Umum PBB pada 30 September 1960 di New York, Presiden Soekarno menyampaikan pidato umum berjudul "To Build the World a New".
Lewat Nasakom, Presiden Soekarno menawarkan konsep tata dunia baru yang mencoba mewujudkan keadilan sosial yang terinspirasi dari pemikiran politik Karl Marx.
Presiden Soekarno percaya bahwa segala konflik dan perpecahan yang terjadi di dunia bisa diatasi dengan meyakini bahwa ada tiga nilai yang harus diyakini dan dihormati, yaitu nasionalisme, agama, juga prinsip sosialisme.
Hingga mendekati akhir masa pemerintahannya pun, Presiden Soekarno tak hentinya menegaskan bahwa ideologi nasakom itu penting untuk mewujudkan bangsa yang besar, adil, dan makmur.
Baca Juga: Kebijakan Pelarangan Musik Ala Barat Masa Pemerintahan Orde Lama
Meski begitu, ideologi nasakom mulai meredup pasca tragedi G30S yang terjadi pada dini hari 30 September 1965.
Ideologi itu meredup bersamaan dengan makin hilangnya kepercayaan rakyat pada pemerintahan Presiden Soekarno kala itu.
Nasakom hilang tanpa bersisa setelah pemerintahan beralih ke era orde baru yang menjunjung tinggi Pancasila dan sangat anti komunis.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar