GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar istilah masa pemerintahan orde lama?
Jika istilah orde baru lebih populer, ternyata masa pemerintahan di Indonesia juga pernah berada di bawah pemerintahan orde lama, nih, Kids.
Orde lama adalah masa pemerintahan Indonesia di bawah bapak Presiden Soekarno yang berlangsung antara tahun 1945 hingga 1966.
Orde lama berlangsung selama 22 tahun meninggalkan beberapa hasil pembangunan besar yang masih bisa dilihat sampai hari ini yaitu Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta.
Gelora Bung Karno (GBK) merupakan sarana olahraga yang dipergunakan untuk perhelatan Asian Games IV dan Ganefo (Games of the news emerging forces) gagasan Presiden Soekarno.
Perencanaan ganefo sebagai pesta olahraga dilatarbelakangi tujuan untuk menyaingi penyelenggaraan Olimpiade saat itu.
Pada sekitar 1960-an, pemerintah orde lama juga mencanangkan Pembangunan Nasional Semesta Berencana Delapan Tahun yang pelaksanaannya terpecah karena kala itu pemerintah sedang memusatkan perhatian pada perebutan kembali Irian Barat dari Belanda.
Ketidakseimbangan politik hingga ekonomi yang terjadi semasa orde lama berkaitan dengan upaya Indonesia mempertahankan kedaulatan sebagai negara yang baru merdeka.
Pada masa orde lama juga terjadi banyak gerakan pemberontakan atau separatisme yang menuntut kemerdekaan maupun bentuk pemerintahan yang bukan Republik kesatuan.
Berbagai pemberontakan menyebabkan jalannya pemerintahan orde lama jadi terkena imbas atau dampak negatifnya, nih, Kids.
Hal ini dapat dilihat dari jatuh bangunnya kabinet yang terus terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno kala itu.
Baca Juga: 3 Penyimpangan Terhadap Pancasila dan UUD 1945 pada Masa Orde Lama
Kebijakan Politik Pada Masa Pemerintahan Orde Lama (1945-1966)
1. Pembebasan Irian Barat dari Belanda
Peristiwa bersejarah ini dimulai ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Tiga Komando Rakyat (Trikora) pada 1961.
Trikora menandai usainya upaya diplomasi Indonesia dengan Belanda terkait pembebasan wilayah Irian Barat, atau bisa dianggap Indonesia sudah mengibarkan bendera perang untuk merebut wilayah kesatuannya.
Langkah trikora diambil karena pihak Belanda yang enggak juga menunjukkan itikad baik terkait nasib Irian Barat secara diplomatis.
Pada 15 Agustus 1962 Indonesia dan Belanda menandatangani perjanjian New York yang menyetujui diselenggarakannya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Pepera bisa dianggap sebagai upaya untuk menunjukkan suara atau pilihan rakyat Papua yang ingin memilih tetap bersama Indonesia atau menjadi bagian dari Belanda.
Hasil pepera menyatakan Papua memilih tetap jadi bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Konsep Nasakom
Nasakom adalah sebuah konsep yang diberlakukan di Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masuk era Orde Baru.
Nasakom adalah singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme, yang digagas oleh Presiden Soekarno untuk menyatukan berbagai ideologi politik.
Baca Juga: 5 Peran Masyarakat untuk Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional
Nasakom dikampanyekan dalam ranah internasional lewat Sidang Umum PBB di New York pada 30 September 1960.
Pasca tragedi 30 september, Nasakom tenggelam dan kehilangan pamornya karena anggapan bahwa PKI terlibat dalam peristiwa tersebut.
3. Doktrin Manipol USDEK
Manipol USDEK adalah singkatan dari Manifestasi Politik Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia.
Manipol USDEK disampaikan dalam sebuah pidato pada 17 Agustus 1959, mengingat pasca pemilu 1955 belum ada perubahan signifikan yang terjadi pada konstitusi atau jalannya pemerintah negara.
Manipol USDEK lalu menjadi rumusan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada masa-masa akhir Orde Lama.
Itulah tadi uraian singkat tentang tiga kebijakan politik masa orde lama yang perlu kamu ketahui, Kids.
Uraian lengkap tiap poinnya bisa kamu tambahkan dengan penelusuran mandiri, ya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Gramedia.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar