GridKids.id - Kids, pernahkah kamu melihat liputan berita tentang bencana alam tsunami?
Tsunami adalah sebuah kondisi alam ketika gelombang air laut naik dan menerjang sampai ke daratan.
Fenomena alam ini bisa terjadi karena ada letusan gunung berapi atau gempa yang terjadi di bawah laut.
Secara etimologis, tsunami berasal dari kosakata bahasa Jepang yang diadopsi dan dipergunakan di seluruh dunia.
Kosakata 'tsu' berarti pelabuhan dan 'nami' yang berarti ombak merujuk pada kebiasaan orang Jepang yang sering datang ke pelabuhan dan terjadi bencana tsunami.
Dilansir dari kompas.com, tsunami bisa terjadi setelah ada gempa berskala besar yang terjadi di bawah laut.
Namun, ada beberapa tanda-tanda alam lain yang mengisyaratkan akan terjadi bencana tsunami, di antaranya:
1. Di awali dengan gempa bumi berpusat di bawah laut atau di dekat laut.
2. Ada suara gemuruh setelah gempa namun suasana di sekitar laut sangat tenang
3. Tercium aroma garam atau asin yang sangat kuat
4. Air laut juga surut dan naik dengan sangat cepat juga
Baca Juga: Daftar Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia: Banjir, Tsunami Hingga Gempa
Jenis-Jenis Bencana Tsunami
1. Tsunami Lokal
Tsunami lokal adalah jenis tsunami yang berkaitan dengan episentrum gempa terjadi di sekitar areal pantai.
Waktu tempuh yang diperlukan dari titik kejadian hingga mencapai bibir pantai adalah sekitar 5-30 menit.
Umumnya gempa lokal berdampak cukup besar karena gelombangnya terasa sampai ke kawasan daratan.
Pemicu tsunami lokal biasanya karena ada gempa bumi dan tanah longsor di bawah laut akibat adanya erupsi gunung berapi.
2. Tsunami Regional
Tsunami regional adalah jenis tsunami yang besarnya 10 kali lebih besar dari tsunami lokal.
Jarak bisa dicapai oleh tsunami jenis ini kurang lebih 100-1.000 kilometer dari titik pusatnya.
Biasanya untuk gelombang bisa sampai ke bagian daratan butuh waktu yang cukup lama.
Baca Juga: 5 Contoh Kerusakan Lingkungan akibat Faktor Alam dan Pengertiannya
Setidaknya perlu waktu sekitar 1-3 jam untuk menyapu kawasan daratan.
Jangka waktu yang cukup lama ini membuat orang-orang punya cukup waktu untuk menyelamatkan diri setelah mendengar informasinya.
Hal yang paling dianjurkan ketika ada pemberitahuan tentang risiko tsunami ini adalah mencari tempat tinggi untuk menyelamatkan diri dan berlindung.
3. Tsunami Jarak
Tsunami jarak (ocean wide tsunami) adalah jenis tsunami yang desktruktif, yang jarak tempuhnya melebihi 1.000 kilometer.
Tsunami jarak perlu waktu sekitar 3 jam untuk bisa mencapai kawasan daratan, namun nyaris mustahil untuk menyelamatkan diri dari jenis tsunami ini.
Tsunami ini paling sering terjadi di kawasan pantai yang langsung bertemu dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Inilah kenapa Indonesia yang bertemu dengan salah satu samudera besar itu cukup sering mengalami bencana alam tsunami.
4. Tsunami Meteorologi
Tsunami Meteorologi dikenal sebagai meteo-tsunami atau tsunami atmosfer.
Tsunami ini disebabkan karena ada gangguan pada atmosfer atau kondisi meteorologis misalnya gelombang gravitasi atmosfer, lompatan tekanan, angin topan, saluran depan badai, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Tsunami: Pengertian, Penyebab, dan Karakteristik, serta Prosedur Evakuasi
5. Microtsunami
Sesuai namanya, microtsunami adalah jenis tsunami yang berukuran sangat kecil dan cukup sulit diamati dengan mata biasa.
Namun, meski sulit dideteksi, jenis tsunami ini cukup berbahaya karena perlu alat khusus untuk bisa mengenalinya.
Dampak Bencana Tsunami
Bencana tsunami sudah bisa dipastikan akan membawa dampak buruk bagi kondisi alam atau lingkungan.
Dampak yang muncul enggak hanya berupa kerusakan material, tapi juga bisa memakan korban jiwa.
Misalnya kerusakan bangunan dan fasilitas umum, lahan pertanian-lahan budidaya perikanan, hambatan aktivitas ekonomi dan usaha, hingga gangguan kesehatan dan trauma psikis bagi para korban yang selamat.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | RimbaKita.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar