GridKids.id - Petir adalah salah satu fenomena alam yang umum terjadi di wilayah tropis seperti di Indonesia.
Petir juga dikenal dengan kilat atau halilintar sering terjadi ketika musim penghujan.
Petir merupakan kilatan cahaya putih yang menyilaukan, dengan suara yang menggelegar dan terdengar setelahnya yang disebut dengan guntur dan guruh.
Petir dan guntur terjadi beriringan dengan jeda waktu yang enggak terlalu jauh.
Perbedaan waktu antara kilat dan guntur terjadi karena kecepatan cahaya dan jauh lebih cepat ketimbang kecepatan suara.
Petir bisa terjadi ketika awan satu dengan awan lainnya yang bertemu namun memiliki muatan berbeda (positif dan negatif).
Awan akan dipenuhi oleh muatan listrik, bagian atasnya penuh muatan positif, sedangkan bagian bawahnya akan dipenuhi muatan negatif.
Ketika muatan positif dan muatan negatif akan makin besar sehingga memicu terjadinya percikan besar di antara awan-awan tersebut.
Umumnya petir ini terjadi di antara awan tapi terkadang bisa terjadi antara awan dengan permukaan bumi.
Muatan positif yang muncul di permukaan bumi lalu menarik muatan negatif yang ada di bagian bawah awan.
Muatan positif di permukaan bumi berkumpul pada sesuatu yang lebih menonjol di banding lainnya, misalnya pepohonan, bangunan, penangkal petir, atau bahkan manusia.
Baca Juga: Proses Terjadinya Petir Ketika Turun Hujan, Fisika Kelas 9 SMP
Fakta Menarik Petir
1. Suhu Petir 5X Lebih Panas dari Permukaan Matahari
Petir punya suhu lima kali lebih panas jika dibandingkan dengan suhu permukaan matahari.
Suhu petir bisa mencapai 54 ribu derajat Fahrenheit atau sama dengan 30 ribu derajat Celcius.
Sementara suhu permukaan matahari hanya sekitar 6 ribu Kelvin atau setara 5,7 ribu derajat Celcius.
Namun, meski begitu suhu petir masih jauh lebih rendah daripada suhu pusat matahari yang berkisar 15 juta Kelvin.
2. Perbedaan Petir dan Guntur
Kecepatan petir setara dengan kecepatan cahaya yaitu mendekati 300 juta meter/detik.
Inilah kenapa kita akan lebih dulu melihar semburat cahaya sesaat setelah petir terjadi.
Sedangkan guntur bergerak dengan kecepatan suara sekitar 330 meter/detik.
Inilah yang menyebabkan sambaran petir dan suara guntur enggak terjadi di waktu yang bersamaan.
Baca Juga: Bisa Celaka, Jangan Lakukan Hal Ini Saat Ada Petir, Berbahaya Meski di dalam Rumah
3. Petir Tak Berwujud Gas, Cair, atau Padat
Ilmuwan menggolongkan petir sebagai zat yang dikenal dengan plasma, yaitu wujud zat baru yang enggak masuk golongan wujud gas, cairan, atau padatan.
Plasma merupakan awan proton, elektron, dan neutron yang semuanya terlepas dari molekul atom masing-masing.
Plasma lebih mirip seperti gas tapi punya perilaku yang berbeda dari gas, karena gerak plasma cenderung lebih mirip gerakan mengalir seperti cairan.
4. Miliaran Petir Tiap Tahunnya
Dilansir dari rimbakita.com, sebuah penelitian pada 2006 mengungkap bahwa petir bisa terlihat kurang lebih 50 kali per detiknya di seluruh dunia.
Sebuah penelitian di wilayah Amerika Serikat pada 2006 mengungkap bahwa setidaknya ada 25 juta kali per tahun.
5. Pengaruh Petir pada Ozon
Meski petir lebih banyak menyebabkan bahaya dan dampak negatif bagi kehidupan di bumi, petir ternyata punya manfaat juga untuk kehidupan.
Ternyata setiap kali petir terjadi ada lapisan ozon dan nitrat yang dihasilkan.
NASA melaporkan bahwa konsentrasi ozon di lapisan atmosfer bumi biasanya akan meningkat setelah terjadi petir.
Keberadaan ozon sangat penting untuk kehidupan bumi karena tugasnya sebagai pelindung dari paparan sinar ultraviolet matahari.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Komentar