GridKids.id - Belakangan ini, kasus COVID-19 kembali naik.
Hal ini enggak cuma terjadi di Indonesia, lo, tapi juga di berbagai negara lain. Bahkan, subvarian pun bertambah.
Pada Minggu (3/7/2022), ditemukan 3 turunan baru subvarian Omicron BA.2 yang sudah terdeteksi di India.
Ketiga subvarian baru Omicron itu adalah BA.2.74, BA.2.75, dan BA.2.76.
Menurut para peneliti, 3 subvarian ini lebih menular dari pendahulunya, yaitu subvarian BA.2.
Subvarian ini juga diduga jadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di India, bersamaan subvarian BA.2.38 yang diidentifikasi pertengahan Juni 2022 lalu.
Selain India, subvarian BA.2.75 juga dilaporkan sudah menyebar di AS, Kanada, dan Jepang.
Sebelumnya, ilmuwan di India belum banyak menemukan kasus BA.4 atau BA.5. Sejauh ini, kasus BA.4 dan BA.5 tercatat kurang dari 100 di India.
Namun, pada Minggu (10/7/2022), dilaporkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1 ditemukan di kota Shanghai, China.
Baca Juga: Subvarian Baru Omicron Menyebar di Berbagai Negara, Epidemiolog: Bisa Berpotensi Seperti Delta
Subvarian Omicron BA.5 di Shanghai
Kasus subvarian baru COVID Omicron BA.5.2.1 ditemukan di distrik keuangan Pudong pada 8 Juli dan berhubungan dengan kasus dari luar negeri.
Shanghai sempat lockdown sekitar dua bulan pada awal Juni.
Wilayah ini juga terus memberlakukan pembatasan ketat dan langsung mengunci bangunan dan kompleks setelah muncul rantai penularan potensial baru.
Namun, belakangan Shanghai terus melaporkan lebih banyak kasus positif COVID-19.
Kasus ini ditularkan secara lokal dan risiko penyebaran epidemi melalui masyarakat sangat tinggi.
Penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua putaran tes COVID-19 pada 12-14 Juli, dalam upaya mengendalikan potensi wabah baru.
Varian Omicron BA.5
Varian Omicron BA.5 terbukti punya tingkat penularan yang lebih cepat dan kemampuan lolos dari imunitas yang lebih baik.
Baca Juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Memiliki Kemampuan Reinfeksi, Seperti Apa Penjelasan Ahli?
Namun, vaksinasi masih efektif untuk mencegah BA.5 menyebabkan penyakit serius atau kematian.
Temuan subvarian baru Omicron BA.5.2.1 terjadi ketika China masih mengejar hasil dari kebijakan nol-COVID.
(Penulis: Aditya Jaya Iswara, Danastri Putri)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar