GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah belajar tentang pengertian atmosfer dan macam-macam lapisan lengkap dengan fungsinya masing-masing.
Nah, kali ini kamu akan diajak belajar tentang salah satu bagian bumi, yaitu litosfer.
Istilah litosfer diambil dari bahasa Yunani yaitu lithos (batuan) dan sphera (lapisan).
Litosfer merupakan bagian terluar bumi yang berbentuk padat, meliputi kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi.
Litosfer berperan penting dalam mendukung kehidupan tumbuh-tumbuhan di muka bumi.
Litosfer yang merupakan lapisan kulit bumi terdiri dari batuan dan mineral, seperti batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan litosfer yang mengalami erosi dan proses fisika nantinya akan menjadi tanah, tempat tumbuhan dan organisme hidup dan berkembang.
Lapisan litosfer bumi terbagi jadi dua jenis lapisan, yaitu lapisan sial dan lapisan sima.
Lapisan sial adalah lapisan kerak yang sifatnya padat dan berbatu, sedangkan lapisan sima merupakan lapisan yang lebih berat daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium.
Baca Juga: Pengertian dan Jenis-Jenis Batuan Beku, Sedimen dan Metamorf
Pengaruh Litosfer bagi Lingkungan Hidup
Berbagai komponen yang ada di lingkungan seperti biosfer (makhluk hidup), hidrosfer (air), atmosfer (udara), hingga cyrosphere (kawasan tanah beku) saling berkaitan dan memengaruhi litosfer.
Materi batuan litosfer yang keras dan padat bisa dihancurkan dengan adanya pergerakan gletser yang kuat.
Selain itu, angin juga bisa menyebabkan terjadinya proses pelapukan hingga hujan yang bisa memengaruhi kondisi lapisan litosfer.
Komponen organik yang dihasilkan oleh biosfer, sisa tumbuhan dan hewan bisa bercampur menjadi batuan yang terkikis dan menciptakan tanah yang subur.
Lempeng litosfer memiliki permukaan yang berbeda-beda, pembentukannya bisa terjadi karena ada dua teori yang mendasarinya, yaitu teori tektonik lempeng (Alfred Wegener) dan teori gempa bumi dan gunung berapi.
Teori tektonik lempeng meyakini bahwa semua daratan di bumi awalnya merupakan satu kesatuan yang disebut pangea, yang seiring waktu berlalu bergerak menjauh dan terpisah secara perlahan.
Sedangkan teori gempa bumi dan gunung berapi meyakini bahwa bumi terus bergerak karena adanya aktivitas lempeng di bagian dalam bumi. Ketika pergerakan itu terjadi getarannya akan terasa merambat sampai ke permukaan bumi.
Jika gempanya terjadi di bagian dasar laut, maka aktivitas tumbukan antar lempeng bisa menyebabkan dorongan pada air laut untuk naik ke permukaan hingga menyentuh daratan atau tsunami.
Pertanyaan: |
Seperti apa teori pembentukan litosfer menurut Alfred Wegener? |
Petunjuk: cek lagi page 2 |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar