GridKids.id - Jika disuruh memilih, kamu lebih pilih minum air dingin atau air hangat, Kids?
Hmm.. minum air dingin memang sangat cocok apalagi saat cuaca panas.
Namun, beberapa orang berpikir bahwa minum air dingin justru akan membuat kita batuk atau pilek.
Nah, karena itulah kini banyak yang mempercayai bahwa minum air hangat lebih menyehatkan dibanding air dingin.
Meski begitu, apakah suhu dalam air dapat memengaruhi kesehatan kita?
Air Dingin
Menurut para ahli, suhu air yang kita minum enggak memiliki dampak negatif pada tubuh.
Dan yang menjadi hal yang paling penting adalah saat kebutuhan cairan tubuh terpenuhi bahkan pada air dingin.
Air dingin juga bahkan dapat membantu membakar kalori di dalam tubuh.
Baca Juga: Mengapa Bisa Mengapung di Laut Mati? #AkuBacaAkuTahu
Jika kamu ingin menghidrasi tubuh dan membakar kalori ekstra, kamu bisa memilih air dingin.
Air Hangat
Air hangat dapat membantu sfingter esofagus bagian bawah rileks dan mengurangi tekanan istirahatnya.
Hal ini juga dapat membantu pengidap akalasia yang merupakan kondisi kesehatan langkah yang membuat pengidapnya enggak bisa memindahkan makanan ke cairan perut.
Hal ini dikarenakan sfingter esofagus bagian bawah, otot yang menghubungkan perut ke kerongkongan enggak bisa terbuka.
Agar makanan dapat masuk ke perut, sfingter esofagus bagian bawah perut harus tetbuka.
Dengan air hangat, pengidap akalasia bisa lebih mudah menelan makanan.
Tetapi sebaliknya, jika minum air dingin justru dapat memperburuk hejala akalasia.
Minum air hangat juga dapat membantu kita untuk memperlancar pencernaan dan meredakan sinus yang tersumbat.
Baca Juga: Cocok Diseduh Pagi Hari, Inilah 4 Minuman Hangat yang Baik untuk Kesehatan
Nah, dengan begitu air hangat maupun dingin tetap sama-sama memberikan manfaat untuk tubuh kita.
Jadi, semuanya tergantung pada pilihanmu masing-masing, ya!
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar