GridKids.id - Kids, tahukah kamu jika tak semua sisa makhluk hidup bisa menjadi fosil, lo.
Salah satu istilah yang familiar dalam dunia sejarah adalah fosil.
Fosil memiliki peran penting dalam mengenali sebuah sejarah khususnya keadaan bumi di masa lampau.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fosil adalah sisa tulang belulang binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah.
Fosil juga dipahami sebagai sisa-sisa atau jejak makhluk hidup yang telah menjadi mineral atau batuan.
Di samping itu, fosil juga menjadi bukti peninggalan dari zaman pra sejarah. Bahkan fosil juga digunakan untuk penelitian.
Paleontologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari mengenai fosil.
Untuk lebih lengkapnya, yuk, cari tahu bersama-sama mengapa tak semua sisa makhluk hidup bisa menjadi fosil?
Kriteria yang Bisa Dianggap Pemfosilan
Baca Juga: Mengejutkan Peneliti, Fosil Dinosaurus Terbesar di Dunia Ditemukan di Argentina, Segini Besarnya
Umumnya fosil terbentuk dari proses hancurnya organisme yang pernah hidup.
Ini terjadi jika hewan atau tumbuhan yang terkubur dalam lingkungan yang bebas oksigen.
Perubahan kimia atau mineral sisa-sisa makhluk hidup dilarutkan semua, Kids.
Sehingga semuanya diubah dalam bentuk cetakan sehingga lebih mirip aslinya.
Perlu diketahui bahwa sebelum berubah menjadi fosil, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, lo.
Berikut ini kriteria yang bisa dianggap pemfosilan, yaitu:
1. Mengalami pelestarian.
2. Terjadi secara alamiah atau proses alam.
3. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit.
Baca Juga: Curigai Benda Misterius di Lumpur, Pekerja Ini Temukan Fosil Naga Laut yang Hidup Ratusan Tahun Lalu
4. Terbebas dari bakteri pengurai atau pembusuk yang bisa menghancurkan sisa-sisa makhluk hidup.
5. Memiliki umur lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
6. Organisme memiliki bagian tubuh yang sulit.
Berdasarkan kriteria di atas, enggak semua sisa makhluk hidup bisa menjadi fosil, ya.
Di samping itu, inilah beberapa langkah terjadinya fosil, antara lain:
1. Terjadi dalam Waktu yang Lama
Untuk menjadi sebuah fosil memerlukan waktu yang sangat lama. Bahkan bisa berjuta-juta tahun lamanya, lo.
Proses terjadinya fosil ialah sisa makhluk hidup yang tertimbun dalam jangka waktu yang lama.
2. Ada Mikroorganisme yang Telah Terkubur
Fosil terjadi karena adanya sisa-sisa mikroorganisme yang telah terkubur.
Ini diawali dengan adanya mikroorganisme baik hewan dan tumbuhan yang telah mati atau terkubur.
3. Sisa Makhluk Hidup Tertimbun di Daerah yang Sedikit Oksigen
Sisa makhluk hidup yang telah mati akan tertimbun, Kids.
Jika tertimbun di daerah minim oksigen maka enggak akan cepat hancur.
Oleh karena itu, proses terbentuknya fosil ini harus melewati tahapan ini, ya.
Nah, sekarang sudah tahu, ya, mengapa tak semua sisa makhluk hidup bisa menjadi fosil.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar