GridKids.id - Kids, siapa di antara kamu yang suka mengambil foto selfie atau berswafoto dalam setiap kesempatan?
Dengan semakin canggihnya teknologi ponsel pintar, seseorang akan semakin mudah mengabadikan banyak momen kebersamaan atau momen berarti yang dilaluinya dalam sebuah foto jepretan sendiri.
Sama halnya ketika beberapa orang suka memfoto dirinya sendiri untuk mengabadikan momen dan membagikannya di media sosial pribadi.
Tapi, tahukah kamu kebiasaan yang terlihat menyenangkan ini juga bisa berdampak buruk untuk kesehatan mental?
Bahkan ada sebuah istilah medis untuk mereka yang mengalami kecanduan berfoto selfie, yaitu selfitis. Perilaku ini mungkin enggak langsung bisa dianggap sebagai gangguan kesehatan mental.
Namun, perilaku ini termasuk dalam tindakan narsisme yang jika enggak terkendali bisa berpotensi menjadi penyakit mental yang cukup meresahkan, nih, Kids.
Dilansir dari alodokter.com, para peneliti membagi perilaku selfitis menjadi tiga kategori, yaitu borderline, akut, dan kronis.
Borderline yaitu ketika seseorang mengambil selfie sebanyak tiga kali tanpa menggugahnya, lalu kategori akut ketika seseorang mengambil selfie sebanyak tiga kali sehari dan menggugahnya ke media sosial.
Sedangkan tahapan kronis adalah perilaku impulsif untuk selalu mengambil foto selfie dan akan menggugahnya kurang lebih 6 kali sehari.
Baca Juga: Segera Hentikan, Tanpa Sadar 5 Perilaku saat Bermain Media Sosial Ini Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Tanda-Tanda Selfitis
Jika seseorang punya kebiasaan berfoto selfie belum tentu orang tersebut punya kecenderungan selfitis.
Namun, ada beberapa tanda-tanda yang bisa membuat seseorang masuk kategori selfitis, di antaranya:
1. Sebagian besar foto yang ada di media sosialnya merupakan foto selfie
2. Sering terpikir untuk melakukan selfie sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari
3. Merasakan kecemasan jika enggak menggugah sebuah foto selfie
4. Rela melakukan apapun untuk memperoleh foto diri sendiri yang menarik bahkan hingga mengubah bentuk wajahnya dengan menggunakan aplikasi edit foto.
Beberapa orang mengambil foto selfie dan menggugahnya ke sosial media karena ada keinginan untuk memperoleh validasi dan perhatian dari orang lain.
Selain itu, beberapa di antara merasa senang jika memperoleh like atau comment dari orang lain, hal itu bisa meningkatkan kepercayaan diri dan mood mereka.
Namun, jika terjadi sebaliknya ketika enggak memeroleh respon atau apresiasi yang diharapkan kadang seseorang bisa mengalami perubahan mood dan perasaan bahwa dirinya enggak berharga.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Kecil yang Bisa Tunjukkan Kepribadian Seseorang, dari Cara Makan sampai Gaya Selfie
Dampak Buruk Selfitis
Kebiasaan memposting selfie diri secara berlebihan tanpa terasa bisa membuat seseorang menjadi menemukan berbagai kekurangan pada dirinya sendiri.
Hal itu disebabkan karena media sosial menjadi tempat berbagi banyak tren dari seluruh dunia.
Sangat mungkin suatu kali kita menemukan diri kita enggak bisa sesuai dengan tren yang sedang terjadi di belahan dunia lain.
Hal itu akan mendorong diri kita merasa enggak sesuai dengan standar tertentu, perasaan itu akan berkembang jadi emosi negatif yang bisa memengaruhi mental kita sendiri.
Tentunya jika dimanfaatkan dengan baik menangkap berbagai momen terbaik dalam hidup lewat lensa kamera akan jadi hal yang menyenangkan.
Selain itu, foto juga bisa jadi media untuk mengekspresikan diri yang menyenangkan dan juga bisa membawa banyak pengaruh baik pada diri kita jika memeroleh apresiasi dari orang lain.
Namun, kadang keinginan untuk memperoleh validasi dari orang lain bisa jadi boomerang yang menyebabkan timbul kecemasan dalam diri seseorang.
Itulah kenapa sebaiknya setiap orang punya batasan bijak dalam menggunakan media sosial demi menjaga kesehatan mentalnya sendiri.
Baca Juga: Bisa Jadi Boomerang, Ketahui 5 Dampak Jika Seseorang Terlalu Percaya Diri
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Alodokter.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar