Sistem sosial yang berkembang di Roma kala itu dibagi berdasar keaslian warga yang tinggal di Roma.
Penduduk asli disebut dengan Patricia sedangkan penduduk pendatangnya dikenal dengan Plebeyer.
ii. Fase kedua berlangsung selama 519-31 SM, periode ini Roma menganut sistem repbulik, yang dipegang oleh dua orang konsul dengan tugas berbeda yang dipilih oleh anggota senat.
Konsul pertama bertugas mengurus permasalahan hukum dan ekonomi, sedangkan konsul kedua mengurus permasalahan yang berhubungan dengan sistem pertahanan negara.
Pada masa ini, Roma banyak melakukan invasi ke berbagai wilayah untuk memperluas kekuasaannya, dimulai dengan invasi ke daerah Ephirus dan Etruskia.
Roma dikenal melakukan berbagai peperangan dengan bangsa Funisia dari mulai 246 SM - 46 SM.
Selanjutnya, Roma juga pernah berperang besar dengan Khartago (Tunisia) yang merupakan salah satu polis di Funisia untuk memperebutkan wilayah di Pulau Sisilia yang jadi sumber suplai bahan makanan untuk bangsa Roma.
Baca Juga: Fakta Menarik Vatikan: Negara Terkecil di Dunia yang Luasnya Kurang dari 1 Kilometer Persegi
Struktur sosial yang berkembang di Roma dibagi menjadi dua, yaitu golongan optimar dan golongan kaum proletar.
Golongan optimar adalah kelompok dengan ekonomi kelas atas dan punya hak untuk menentukan dan menarik besaran pajak.
Sedangkan kaum proletar adalah sebutan untuk kaum miskin di Roma.
Roma menghadapi keruntuhannya ketika terjadi tragedi pembunuhan Marius (proletar) yang dilakukan oleh Sula (optimar) yang mendorong munculnya Triumvirat.
Triumvirat adalah sebuah rezim politik yang didominasi tiga penguasa yang masing-masingnya disebut dengan triumvir.
Baca Juga: 5 Ciri dan Karakteristik dari Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar