GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar peristiwa Boston tea party?
Kali ini kamu akan diajak untuk belajar tentang salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi di Amerika Serikat.
Peristiwa ini terjadi pada 16 Desember 1773, ketika puluhan orang berpakaian ala suku Indian yang melakukan penyerangan pada kapal-kapal milik Inggris yang berlabuh di Pelabuhan Boston, Amerika Serikat.
Para pelaku penyerangan ini adalah anggota organisasi rahasia Sons of Liberty (Whigs).
Mereka membuang ratusan peti kayu yang diangkut oleh kapal-kapal Inggris berisi teh sebagai bentuk protes pada monopoli dan sistem pajak tinggi yang dikenakan pada rakyat Amerika.
Ada 342 peti berisi teh yang dibuang isinya ke laut dari total tiga kapal, yaitu Dartmouth, Eleanor, dan Beaver.
Boston tea party diperkirakan berlangsung sekitar tiga jam dan diperkirakan dilakukan oleh 30-130 orang yang terlibat.
Pasca peristiwa ini terjadi, banyak masyarakat Amerika yang berhenti mengonsumsi teh karena dianggap sebagai perilaku yang enggak patriotik pada bangsanya.
Lambat laut penjualan komoditi teh di Amerika makin lesu. Sebaliknya penjualan kopi di Amerika Serikat malah makin meningkat pada masa awal kemerdekaannya.
Baca Juga: Mengenal Aufklarung, Zaman Pencerahan Eropa yang Terjadi Pada Abad-18
Penyebab terjadinya Boston Tea Party
Pada abad ke-17, masyarakat Eropa mulai mengonsumsi teh dan rasa suka mereka pada daun teh yang memiliki nama ilmiah Camellia sinensis ini terus tumbuh.
Hingga seabad setelahnya, popularitas teh makin melesat di Britania Raya, dan kala itu Inggris dinyatakan sebagai salah satu negara yang paling banyak mengonsumsi teh di dunia, dengan rata-rata konsumsi 1,9 kg per kapita.
Pasokan teh untuk Inggris diekspor dari wilayah-wilayah koloninya di Tiongkok dan India.
Urusan impor teh diserahkan pada perusahaan dagang British East India Company yang pada pertengahan abad 18, mencatat adanya peningkatan impornya mencapai empat kali lipat dari masa-masa sebelumnya.
Ketika itu sekitar 1750-an, harga kopi yang makin mahal seolah bisa digantikan dengan konsumsi teh yang makin murah dan terjangkau.
Kebiasaan minum teh di antara masyarakat Inggris makin berkembang setelah mulai ditemukannya gula, kegiatan minum teh lalu dilihat sebagai rutinitas orang-orang elite.
Masalah mulai timbul ketika kegemaran minum teh juga berkembang di wilayah koloni kerajaan Inggris.
Mulai juga bermunculan juga perusahaan-perusahaan dagang yang menjual komoditi yang sama dengan East India Company, yaitu teh.
Baca Juga: Mengenal Abad Pertengahan di Eropa dan Tokoh-Tokohnya
Persaingan dagang komoditi teh
Beberapa perusahaan dagang asal Belanda juga menjual teh selundupan ke wilayah Eropa atau ke Amerika dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Hal ini tentunya menimbulkan persaingan dan membuat dominasi Inggris terganggu di wilayah koloninya.
Menyikapi hal itu, Pada 1721 Parlemen Inggris menerapkan undang-undang jual beli teh di wilayah koloni yang mewajibkan semua barang impor harus dari Britania Raya.
Namun, penerapan undang-undang ini enggak menunjukkan perubahan signifikan, penjualan teh selundupan dari perusahaan dagang Belanda tetap lebih berjaya.
Inilah yang kemudian mendorong parlemen Inggris menerapkan undang-undang Townshend yang mengatur penetapan pajak di wilayah koloni kerajaan Inggris yang bertujuan menambah kas kerajaan.
Protes-protes yang muncul mendorong parlemen Inggris untuk mencabut kebijakan itu pada 1770.
Namun, sebuah sub pasal tentang cukai teh tetap dipertahankan karena Inggris merasa punya hak untuk menetapkan pajak pada rakyat wilayah koloninya.
Cukai itu akan ditarik ketika peti-peti teh berlabuh di pelabuhan Boston yang kala itu jadi pusat kegiatan importir kolonial terbesar di dunia.
Baca Juga: Mengenal Afternoon Tea dan High Tea, Budaya Minum Teh dari Inggris yang Penuh Etika
Sedangkan, kegiatan penyelundupan teh ilegal masih terus dilakukan di pelabuhan New York dan Philadelphia.
Kondisi ini mendorong pemerintah Inggris melalui parlemen mempertimbangkan untuk mengesahkan undang-undang teh yang berkaitan dengan ketetapan cukai teh di wilayah koloni Inggris.
Petisi dan upaya boikot kapal-kapal Inggris yang membawa komoditas teh enggak berjalan lancar karena Gubernur Massachussetts tetap ingin menjalankan undang-undang teh yang diterapkan oleh pemerintah kerajaan Inggris.
Hal inilah yang akhirnya mendorong reaksi keras rakyat Amerika untuk menginisiasi peristiwa Boston Tea Party.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar