GridKids.id - Kids, pada Minggu (16/1/2022), terjadi tsunami yang menerjang di pantai Jepang.
Bahkan menurut laporan, gelombang tersebut mencapai ketinggian 3 meter.
Nah, penyebab tsunami di Jepang adalah letusan gunung api di bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga yang sebelumnya terjadi.
Pada artikel ini kita akan mempelajari mengenai tsunami. Mulai dari pengertian, penyebab, karakteristik, dan proses evakuasi.
Menurut KBBI, tsunami adalah gelombang air laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut.
Secara etimologi, tsunami berasal dari Bahasa Jepang, 'tsu' berarti pelabuhan dan 'nami' yang berarti gelombang.
Sehingga tsunami diartikan sebagai pasang laut yang besari di pelabuhan, Kids.
Tsunami ialah gelombang raksasa yang terjadi karena disebabkan pergerakan di dasar laut.
Nah, untuk lebih jelasnya mengenai tsunami simak informasi berikut ini ya, Kids.
Baca Juga: Daftar Wilayah di Indonesia yang Rawan Gempa Bumi dan Tsunami Menurut BMKG
Penyebab Tsunami
Di bawah ini merupakan penyebab terjadinya tsunami, antara lain:
1. Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pada sebuah pulau.
2. Gempa bumi yang diikuti dislokasi. Dislokasi merupakan perpindahan masa tanah atau batuan yang sangat besar di bawah air laut atau danau.
3. Tanah longsor di bawah tubuh air laut.
Karakteristik Terjadinya Tsunami:
1. Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa.
Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar daripada gelombang pasang laut (50-150 m).
2. Cepat lambatnya gelombang tsunami berdasarkan pada kedalaman laut lo, Kids.
Baca Juga: Gempa di Banten Terasa sampai Jakarta, Apakah Berpotensi Tsunami?
Jika kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan gelombang tsunami akan berkurang sebanyak tiga perempatnya.
3. Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan dapat mencapai kurang lebih 5 meter.
Nah, secara bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai dengan tinggi hingga 30 meter.
4. Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya memiliki durasi gelombang sekitar 10-60 menit.
Sementara pada gelombang pasang dapat berlangsung selama 12-24 jam.
Prosedur Evakuasi Mandiri
Di bawah ini merupakan beberapa prosedur evakuasi mandiri ketika terjadi tsunami, di antaranya:
1. Berlindung di bawah pintu.
2. Ketika sudah merasa aman segera lari keluar bangunan.
Baca Juga: Mengenang 17 Tahun Tsunami Aceh, Bencana yang Terjadi di Ujung Banda
3. Melindungi kelapa dengan bantal atau helm.
4. Berlindung di bawah meja agar enggak terkena pecahan kaca jendela atau benda-benda yang berjatuhan.
5. Tetap melindungi kepala hingga di lapangan terbuka.
6. Segara matikan peralatan listrik dan kompor untuk mencegah terjadinya kebakaran jika sedang memasak.
7. Jangan berdiri di dekat tiang, pohon, sumber listrik, atau gedung yang mungkin roboh.
8. Apabila setelah terjadi gempa dan muncul peringatan dini tsunami, segera evakuasi mandiri menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.
Nah, itulah informasi mengenai tsunami mulai dari pengertian dan prosedur evakuasi mandiri.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Tsunami, Salah Satu Penyebabnya Karena Aktivitas Alami di Bawah Laut
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Adjar.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar