GridKids.id - Masalah virus corona di berbagai negara masih belum selesai.
Ada negara yang masih berjuang melawan COVID-19 ini, namun ada negara lain yang berhasil mengendalikan virus ini.
Salah satu kasus baru menimpa negara Malaysia yang telah kedatangan varian baru.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa saat ini varian virus corona AY.4.2 atau Delta Plus telah sampai di Malaysia.
Dikutip dari BBC (22/10/2021), varian Delta Plus dapat menyebar lebih mudah dibandingkan varian Delta.
Meskipun demikian, belum ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih buruk, dan ilmuwan yakin vaksin masih dapat bekerja dengan baik untuk memberikan perlindungan.
Budi juga mengatakan, sampai saat ini varian AY.4.2 atau delta plus belum terdeteksi di Indonesia.
"Varian AY.4.2 sudah sampai di Malaysia, tapi belum atau enggak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang," ujar Budi dikutip dari Kompas.com, Senin (8/11/2021).
Budi menyebut saat ini telah dilakukan genome sequencing dengan jumlah antara 1.500 sampai 1.800 tes per bulan.
Baca Juga: Dunia Belum Selesai Hadapi Corona Varian Delta, Kini Muncul Istilah COVID-22, Apa Maksudnya?
Mengenal varian AY.4.2
Mengutip dari Aljazeera, varian AY 4.2 adalah sub varian dari varian Delta virus yang diketahui sangat menular dari virus corona awal.
Virus ini telah terdeteksi di banyak negara dan diperkirakan menjadi penyebab banyaknya kasus di Inggris.
Para peneliti telah menemukan tiga mutasi termasuk dua di antaranya pada protein lonjakan pada virus ini yang memungkinkan virus untuk mengikat dan menyerang sel-sel tubuh.
Strain baru tersebut ditemukan di seenggaknya 42 negara termasuk di antaranya Inggris, India, Israel, Amerika Serikat dan Rusia.
Varian AY 4.2 dikenal pula dengan sebutan “Delta Plus” yang menggambarkan perubahan pada virus ini membuatnya lebih unggul terkait kelangsungan hidupnya.
Proses penyebaran varian delta plus Meski demikian para ahli mencatat bahwa AY 4.2 saat ini belum menjadi strain dominan di negara-negar di mana AY 4.2 ditemukan.
Kepala Divisi Ilmu Patologi di Sidra Medicine Dr Patrick Tang mengingatkan bahwa penyebaran varian bisa disebabkan banyak faktor seperti langkah-langkah terkait kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Pengertian dan Tujuan Dilakukan Amandemen pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Apa Saja?
“Perubahan kecil pada virus hampir enggak pernah menyebabkan peningkatan penularan.
Peningkatan penularan benar-benar merupakan indikasi respons kesehatan masyarakat atau kepatuhan terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat," kata Patrick dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, Dr Roselyn Lemus-Martin, Ahli Biologi Molekuler dari Universitas Oxford mengatakan enggak jelas apakah penyebaran di Inggris disebabkan oleh alasan biologis atau terkait dengan kondisi epidemiologis di Inggris.
Hal ini karena di Inggris saat ini peraturan sangat longgar di sana.
“Di Inggris, langkah-langkah melawan COVID-19 saat ini sangat longgar, praktis mereka enggak mengikutinya lagi, dan kami enggak tahu apakah itu mungkin menjadi alasan penyebarannya,” tambahnya.
Indonesia akan tingkatkan kewaspadaan
Menkes Budi menyampaikan bahwa Indonesia akan meningkatkan kewaspadaan terhadap varian AY 4.2.
Sehingga, pemerintah tetap menjaga daerah perbatasan dan pintu masuk internasional.
Terlebih, saat ini banyak orang Indonesia pulang pergi dari Malaysia baik melalui jalur darat, laut dan udara.
"Ini nanti kita tingkatkan penjagaannya agar kita bisa menahan potensi masuknya varian baru ini ke Indonesia," tegas Budi.
(Penulis: Nur Rohmi Aida)
Baca Juga: 3 Penyakit yang Berisko dan Ditakuti Banyak Orang, Ternyata Ini Alasannya
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Regina Pasys |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar