GridKids.id - Kids, apakah kamu tahu hari raya besar bagi masyarakat Hindu-Bali, yakni, Hari Raya Galungan?
Hari Raya Galungan 2021 jatuh pada hari Rabu, tanggal 10 November.
Artikel ini akan membahas mengenai sejarah dan makna Hari Raya Galungan bagi masyarakat Hindu-Bali.
Baca Juga: Sejarah dan Teori Masuknya Hindu-Buddha di Nusantara, IPS Kelas VII SMP
Sejarah Hari Raya Galungan erat kaitannya dengan mitologi Hindu-Bali yang ertama kali dirayakan pada 882 Masehi, ritual ini sempat terhenti selama bertahun-tahun.
Perayaan Galungan kembali berlangsung pada masa pemerintahan Raja Sri Jayakasunu.
Hari Raya Galungan diperingati setiap 6 bulan sekali dalam penanggalan Bali.
Berikut ini makna dan sejarah prosesi Hari Raya Galungan yang sangat bermakna bagi masyarakat Hindu khususnya di Pulau Dewata.
Sejarah dan Makna Hari Raya Galungan
Jika melihat penanggalan dalam kalender Bali, satu bulan terdiri atas 35 hari. Hari Raya Galungan selalu jatuh pada Rabu Kliwon.
Istilah khusus untuk menyebut hari itu adalah Budha Kliwon Dungulan atau hari Rabu Kliwon dengan wuku Dungulan.
Maknanya adalah: hari kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan).
Masyarakat Bali percaya bahwa roh para leluhur akan pulang di Hari Raya Galungan, hal ini menjadi kewajiban bagi mereka untuk menyambutnya dengan doa dan persembahan.
Rangkaian prosesi ritual mewarnai perayaan Galungan. Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu selalu antusias dan khusyuk menjalankannya.
Perayaan Galungan pun menarik minat wisatawan, baik domestik maupun asing, yang berkunjung ke Pulau Dewata.
Baca Juga: Hasil Kebudayaan Peninggalan Masa Hindu-Buddha di Nusantara, IPS Kelas VII SMP
Hari Raya Besar Galungan Bagi Masyarakat Hindu Bali
Sebagaimana ditulis majelis organisasi umat Hindu Indonesia mengenai kepentingan keagamaan dan sosial Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), terdapat makna penting di balik Hari Raya Galungan.
Melalui website resminya, inti dari Galungan sebenarnya adalah bahwa manusia harus mampu mengendalikan keinginan yang bisa mengganggu ketenteraman batin dan hidup.
Keinginan manusia tersebut dibagi menjadi tiga kala, yang pertama adalah Kala Amangkurat, Kala Dungulan, dan Kala Galungan.
1. Kala Amangkurat adalah keinginan untuk berkuasa yang berujung pada keserakahan, ingin memerintah, dan ingin mempertahankan kekuasaan kendati menyimpang.
2. Kala Dungulan adalah keinginan untuk merebut semua yang dimiliki orang lain.
3. Kala Galungan adalah keinginan untuk menang dengan menghalalkan segala cara.
Baca Juga: Materi Sejarah Kelas 10: Peradaban Agama Hindu-Budha di Nusantara
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Putu Bagoes |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar