GridKids.id - Gejala yang dirasakan pasien COVID-19 enggak jauh berbeda dengan gejala awal ketika pertama kali terpapar virus ini.
Namun, beberapa gejala terasa ringan setelah diobati dengan obat-obat khusus yang bisa meredakan gejalanya.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dirasakan saat terkena COVID-19.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Ini 6 Cara Alami Atasi Ruam Kulit
Berkurangnya kemampuan indra penciuman
Selama terjangkit COVID-19, penderita COVID-19 mengalami kondisi berkurangnya kemampuan indra penciuman atau yang lebih dikenal dengan anosmia.
Fakta ini bisa diterima karena infeksi virus corona bisa jadi penyebab utama hilangnya kemampuan membau.
Harvard Health Publishing menyatakan bahwa dua dari tiga kasus COVID-19 di Jerman telah dikonfirmasi mengalami kesulitan membau aroma tertentu.
Di Korea Selatan, sebanyak 30% orang yang memiliki gejala ringan dan positif COVID-19 mengalami keluhan anosmia.
Namun, anosmia enggak selalu menandai seseorang terpapar COVID-19. Ada beberapa penyakit lain yang menyebabkan anosmia, seperti alergi.
Diare
Penelitian Tiongkok menunjukkan bahwa seperempat pasien COVID-19 yang mengikuti penelitian menunjukkan bahwa mereka mengalami gejala diare ringan.
Kebanyakan pasien tersebut enggak menganggap serius gejala ini seperti halnya mereka yang mengalami gejala pada saluran pernapasannya.
Baca Juga: Penyebab Sering Diare yang Masih Jarang Diperhatikan Banyak Orang
Hal ini menyebabkan mereka enggak sadar bahwa mereka sudah menularkan virus kepada orang lain karena merasa enggak memiliki gejala COVID-19.
Apabila bergejala, enggak ada salahnya untuk melakukan isolasi mandiri apalagi jika ada kontak dengan pasien COVID-19.
Mudah merasa kelelahan
Selama mengalami COVID-19, pasien sering merasa kelelahan padahal enggak melakukan aktivitas berat atau berlebihan.
Hal ini disebabkan karena tubuh merespon adanya infeksi dalam tubuh.
Sistem imun tubuh menyimpan energi untuk melawan virus yang masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Selain Sehat, Ini Manfaat Keringat yang Keluar dari Tubuh, Salah Satunya Mengeluarkan Racun
Mudah berkeringat
Gejala ini biasa dikenali sebagai silent atau happy hypoxia, yaitu kondisi kadar oksigen yang enggak sesuai dengan keluhan pasien.
Pasien kadang enggak merasakan keluhan apapun, tapi ternyata kadar saturasi oksigennya menurun.
Keringat pada pasien bisa sangat berlebihan padahal enggak melakukan kegiatan berat apapun.
Parosmia
Gejala ini merupakan gangguan penciuman yang membuat pasien COVID-19 enggak bisa membau sebagaimana mestinya.
Bau yang biasanya enggak membuat mual, setelah mengalami gejala ini berubah menjadi bau yang membuat enggak nyaman.
Kasus parosmia yang parah bahkan bisa membuat penderita merasa sakit secara fisik ketika mencium bau yang menyengat.
Baca Juga: Jadi Gejala Baru Long COVID yang Ganggu Penciuman, Apa Itu Parosmia?
Ageusia
Ageusia adalah istilah medis ketika seseorang kehilangan indra pengecapnya.
Kondisi ini membuat seorang pasien positif COVID-19 kehilangan kemampuan merasakan makanan baik asin, pedas, manis, atau pahit.
Bagi penderita COVID-19, gejala ini bisa menyebabkan penurunan nafsu makan. Kondisi ini mendorong pasien mengalami kekurangan gizi.
Nah, itulah tadi beberapa gejala yang dirasakan oleh pasien COVID-19.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Hellosehat.com,Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar