GridKids.id - Vaksin terbukti mengurangi penularan dan penyebaran COVID-19. Saat ini pemberian vaksin COVID-19 semakin meluas.
Pemberian vaksin COVID-19 dimulai untuk lansia, lalu usia 18-59 tahun, dan yang terbaru untuk anak dan remaja yang berusia 12-17 tahun.
Adanya PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat untuk meminimalisir pencegahan virus Corona yang semakin menyebar.
Baca Juga: Cek Faktanya, Ini 3 Mitos tentang Vaksin COVID-19 yang Sebaiknya Enggak Lagi Dipercaya
Tujuan dari vaksin COVID-19 membantu mendorong kekebalan tubuh supaya terhindar dari tertular atau kemungkinan gejala dan sakit yang dirasakan enggak berat.
Enggak hanya vaksin, tetap menjalankan protokol kesehatan seperti, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun juga merupakan upaya perlindungan dari penyakit COVID-19.
Namun, masih saja ada yang enggak melakukan dan menolak vaksin COVID-19. Padahal vaksin COVID-19 bermanfaat, lo.
Baca Juga: Sejarah Kerupuk di Indonesia, Ternyata Sudah Ada Sejak Abad ke-9 Masehi
Manfaat vaksin COVID-19 untuk melindungi tubuh seseorang supaya enggak jatuh sakit akibat COVID-19.
Selain itu, vaksin juga bekerja memicu pembentukan kekebalan terhadap penyakit tertentu pada tubuh seseorang.
Nah, ada beberapa masyarakat yang menolak untuk vaksin COVID-19. Seseorang yang menolak vaksin, akan lebih berisiko mengalami hal-hal di bawah ini, lo.
Risiko Mengalami Long COVID
Orang-orang yang belum divaksin COVID-19 berisiko lebih tinggi mengalami long COVID, nih.
Baca Juga: 3 Vaksin COVID-19 Rekomendasi WHO yang Sudah Digunakan di Indonesia, Apa Saja?
Long COVID adalah suatu kondisi seseorang yang telah sembuh dari COVID-19 namun masih mengalami gejala serupa.
Gejala yang dirasakan pada orang-orang yang mengalami long COVID berbeda-beda, ya. Orang-orang bisa mengalami gejala ringan dan bahkan tanpa gejala.
Menurut penelitian, long COVID cenderung terjadi pada orang setelah infeksi COVID-19 yang bergejala atau parah.
Herd Immunity Lambat Terbentuk
Herd immunity bisa membantu memutus rantai penularan, mengurangi penyebaran virus, dan dapat menghentikan wabah.
Masyarakat yang enggak divaksin akan lambat membentuk herd immunity.
Herd immunity memang bisa terbentuk secara alami atau tanpa vaksin. Namun, pembentukan herd immunity membutuhkan waktu yang lama.
Padahal syarat untuk mengalahkan virus adalah 70% penduduk yang terinfeksi sudah menciptakan kekebalan atau imunitas secara alami.
Gejala Lebih Berat Saat Terpapar
Orang yang sudah divaksin akan memiliki kekebalan tubuh yang baik. Jika enggak menjalan vaksinasi maka ia enggak memiliki kekebalan terhadap penyakit, lo.
Sehingga orang yang enggak divaksin lebih berisiko mengalami gejala yang lebih berat.
Vaksin memang enggak membuat orang kebal dari COVID-19, namun akan mengurangi dampak yang ditimbulkan jika seseorang tertular COVID-19.
Baca Juga: Lemas dan Pusing Setelah Menerima Vaksin COVDI-19? Konsumsi Makanan Ini Agar Lebih Baik
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar