GridKids.id - Di Hari Raya Idul Adha 2021 banyak sederet artis tanah air yang juga ikut melaksanakan kurban.
Salah satunya adalah presenter kondang Kak Irfan Hakim yang berkurban hewan berupa sapi yang diberi nama Grandong.
Melalui kanal Youtube deHakims, Kak Irfan mulai mengungkapkan semua hak tentang sapi kurbannya tersebut.
Baca Juga: Enggak Kalah dari Irfan Hakim, Andre Taulany Kurbankan Sapi Seberat 1 Ton di Hari Raya Idul Adha Ini
Sapi Grandong yang terlihat jumbo itu ternyata berasal dari Lampung yang langsung dibeli oleh Kak Irfan.
Sapi kurban Kak Irfan sempat menjadi viral dan trending di Youtube karena memiliki bobot yang sangat besar.
Youtuber Kak Atta Halilintar bahkan ingin membeli sapi Kak Irfan namun ia menolaknya.
Baca Juga: Cara Mengelola Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi
Sapi Grandong Ingin Dibeli Kak Atta Halilintar
Saat sapi Grandong Kak Irfan jadi sorotan, Kak Atta diam-diam ternyata ingin membeli hewan kurbannya itu.
Bukan tanpa alasan, Kak Atta ingin memenuhi keinginan Kak Aurel Hermansyah yang juga ingin dicarikan sapi dengan bobot 1,3 ton.
Saat tawar menawar, Kak Irfan juga menanyakan berapa harga yang ingin ditawarkan Kak Atta.
"Emang lu berani bayar berapa?," tanya Kak Irfan sambil tertawa.
Meski begitu, Kak Irfan tetap enggak rela melepas sapi Grandongnya itu.
Kak Atta Halilintar Mengaku Menyesal Enggak Membeli Langsung Sapi Grandong
Ternyata, Kak Atta sudah menawar sapi Grandong tersebut namun Kak Irfan lebih dulu yang membelinya.
Kak Atta juga mengaku menyesal karena enggak membeli sapi itu secara langsung.
“Aku udah bilang, aku tawar deh jangan kasih tahu ya itu aku," ucap Kak Atta.
"Aku udah nego, kok tiba-tiba A Irfan ambil duluan, aduh,” lanjutnya.
Kak Irfan langsung saja menimpal pernyataan Kak Atta.
“Salah sendiri lu enggak datang langsung ke sana,” jawab Kak Irfan sambil tertawa.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar