GridKids.id - Pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga hari ini.
Penyesuaian demi penyesuaian terus dilakukan agar masyarakat tetap dapat berkegiatan dengan aman di tengah pandemi.
Mungkin kamu enggak asing dengan berbagai perubahan dan penyesuaian yang diterapkan dalam berbagai bidang atau kegiatan sehari-hari.
Yap, salah satunya kegiatan transaksi atau jual beli, yang sekarang sudah jarang dilakukan dalam bentuk tunai.
Baca Juga: Perbedaan Prabayar dan Pascabayar, Dua Metode Pembayaran Paling Umum
Ada anjuran untuk meminimalisir kontak langsung antar manusia, sehingga segala bentuk transaksi dilakukan secara non-tunai.
Mungkin kamu tanpa sadar sudah terbiasa dengan penyesuaian-penyesuaian tersebut.
Beralih Menggunakan Layanan Antar Makanan
Perusahaan global konsultasi manajemen Kearney melakukan survey online terhadap lebih dari 900 perwakilan konsumen Indonesia.
Survey ini dilakukan untuk memahami bagaimana preferensi mereka terhadap layanan makanan saat pandemi, hasil survey menunjukkan bahwa 34 persen konsumen sudah memilih pesan antar atau take home.
Sementara, 50 persen konsumen masih lebih memilih untuk makan di restoran.
Ada 24 persen konsumen yang sudah beralih dari warung makan dan jajanan pinggir jalan ke restoran modern atas alasan prioritas.
Baca Juga: Unik dan Kreatif! Obati Rindu dengan Makanan Pesawat, Maskapai Ini Buka Restoran Bertema Pesawat
Transparansi dalam penanganan makanan menjadi perhatian utama para konsumen, digitalisasi dalam beragam aspek operasi juga diperlukan.
Digitalisasi dalam industri kuliner disebut akan makin berkembang dalam dua sektor yaitu pelayanan pelanggan dan mekanisasi operasi restoran.
Semakin meminimalisasi kontak antarmanusia dalam kegiatan transaksi, mendorong semakin berkembangnya inovasi aplikasi untuk memfasilitasinya.
Contohnya penggunaan menu online dan aplikasi pembayaran non-tunai.
Merujuk pada Survei Sosial Demografi dampak dari COVID-19 dari Badan Pusat Statistik (BPS), aktivitas belanja makanan meningkat tajam hingga 51 persen.
Pola konsumsi tersebut selaras dengan tren global, tentang memasak dan makan di rumah meningkatkan belanja makanan, baik mentah ataupun yang siap konsumsi.
Baca Juga: Rutinitas Memasak di Tengah Pandemi, Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental, Sering Melakukannya?
Secara spesifik, pada April 2020, 46 persen responden mengaku bahwa peningkatan aktivitas belanja online digunakan untuk membeli bahan makanan.
Pandemi yang kerap mengharuskan masyarakat untuk stay at home, mendorong masyarakat untuk banyak mengeluarkan dana untuk mandiri mengolahnya sendiri di rumah.
Masih mengacu pada survey yang sama, pola konsumsi masyarakat pada komoditas kebutuhan rumah tangga juga mengalami perubahan.
Beberapa tren peningkatan belanja yang dilakukan secara online, di antaranya listrik 3 persen, makanan dan minuman 8 persen.
Selain itu pulsa atau paket data 14 persen, kesehatan 20 persen, dan bahan makanan sebanyak 51 persen.
Dari seluruh peningkatan tren konsumsi di atas, masyarakat dapat memanfaatkan layanan transaksi non-tunai.
Namun meski begitu, transaksi offline juga enggak dapat sepenuhnya dihindari. Untuk transaksi ini, masyarakat dapat menggunakan dompet digital atau e-wallet.
Penggunaan e-wallet ini memudahkan masyarakat karena dapat diproses secara praktis dan lebih efisien.
Hal ini juga cocok untuk mengurangi interaksi atau kontak langsung selama pemberlakuan social distancing.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,money.kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar