GridKids.id - Virus corona varian baru B.1.1.7 dari Inggris dilaporkan sudah masuk ke Indonesia pada Senin (1/3/2021).
Saat ini, virus tersebut sudah menyebar di lima provinsi, yaitu Jawa Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Mutasi virus ini dilaporkan lebih cepat menular, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mendapatkan bukti kalau mutasi ini punya akibat yang lebih buruk.
Baca Juga: Terus Bermutasi dan Menyerang Segala Umur, Ini Gejala Baru Virus Corona yang Harus Diwaspadai
Mutasi virus corona memang sudah banyak terjadi. Baru-baru ini, kembali muncul virus corona baru yang disebut dengan N439K.
Jenis ini bahkan disebut lebih mengkhawatirkan dari mutasi-mutasi sebelumnya.
Hal ini bukan cuma karena N439K bisa lebih menular, tapi ada beberapa vaksin yang enggak bisa mengatasinya.
Virus yang Lebih Pintar
Mutasi N439K pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020 lalu. Penyebarannya sempat terhenti karena kebijakan lockdown di berbagai negara.
Namun pada Januari 2021, mutasi ini sudah ditemukan di 30 negara.
Melansir Kompas.com, sebuah penelitian dari Cell menunjukkan kalau virus ini lebih pintar dan berpotensi kebal terhadap antibodi.
Hal ini dibenarkan oleh Epidemiolog Indonesia di Griffith Univeristy Australia, Bapak Dicky Budiman.
Ia mengatakan kalau kemunculan mutasi virus ini merugikan dan mengkhawatirkan.
Virus corona N439K bisa menurunkan tingkat kemanjuran vaksin dan bisa menghindari antibodi.
Melakukan 5M dan 3T
Menurut Bapak Dicky, vaksin yang belum bisa mengatasi virus N439K adalah Sinovac dan Sinopharm (asal Tiongkok), AstraZeneca, dan Sputnik V (asal Rusia).
Sedangkan vaksin yang bisa melawan mutasi N439K adalah Moderna dan Pfizer.
Hal ini bisa jadi masalah yang enggak boleh dianggap remeh kalau nantinya masuk ke Indonesia.
Apalagi, kasus COVID-19 di Tanah Air masih belum terkendali.
Itu sebabnya, Bapak Dicky menyarankan untuk melakukan perlindungan ekstra dan lebih berhati-hati.
Masyarakat harus melaksanakan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi interaksi.
Selain itu, harus dibarengi juga dengan 3T dari pemerintah, yaitu pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
Komentar