GridKids.id - Pandemi COVID-19 belum berakhir. Bahkan, ada 3 virus corona jenis baru yang berasal dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Virus jenis baru yang mudah menyebar ini juga sudah menginfeksi berbagai negara, mulai dari negara-negara di benua Eropa, Amerika, Australia, Afrika, dan juga Asia.
Namun, sekarang para ahli justru memperingatkan akan adanya sebuah virus yang berpotensi jadi pandemi berikutnya.
Virus baru ini berasal dari kelelawar buah dan bernama virus Nipah. Karena berasal dari hewan, virus ini tergolong sebagai penyakit zoonosis.
Dari kelelawar, penyakit ini bisa menular ke manusia.
Nah, inilah beberapa hal mengenai virus Nipah yang perlu kita ketahui agar bisa lebih waspada.
Baca Juga: Bukan Cuma dari Inggris, Varian Baru Virus Corona dari Negara Ini Disebut Lebih Mengkhawatirkan
Virus Nipah
Virus Nipah bisa ditularkan dari hewan ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari satu orang ke orang lain.
Sebelumnya, virus ini pernah menyebabkan beberapa wabah di Asia.
Virus Nipah menginfeksi hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.
Melansir Kompas.com, virus ini pertama kali dideteksi oleh Supaporn Wacharapluesadee, peneliti dan juga 'pemburu' virus.
Pada Januari 2020, ia berhasil mendeteksi kasus COVID-19 pertama yang ada di luar Tiongkok.
Wacharapluesadee dan timnya memang sudah meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak virus baru.
Sebagian besar dari virus ini adalah corona, tapi masih ada banyak penyakit mematikan lain yang bisa menular ke manusia. Salah satunya adalah virus Nipah.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Sudah Menjangkiti 3 Negara di ASEAN, Ini Kondisi Sebenarnya di Indonesia
Virus yang Mengkhawatirkan
Yang membuat virus ini mengkhawatirkan adalah belum adanya obat atau vaksin untuk mencegah dan mengobatinya.
Selain itu, periode inkubasi virus ini cukup lama. Sebuah kasus melaporkan kalau masa inkubasi mencapai 45 hari.
Itu artinya, seseorang bisa dengan mudah menyebarka virus ini ke orang lain karena enggak menyadari kalau sedang membawa virus.
Tingkat kematian virus Nipah juga cukup tinggi, yaitu antara 40 sampai 75 persen.
Menurut WHO, orang yang terinfeksi virus Nipah menunjukkan beberapa gejala seperti asimtomatik, infeksi saluran pernapasan, demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan.
Virus Nipah masuk ke dalam 10 besar penyakit yang paling mengancam kesehatan manusia dan berpotensi jadi pandemi.
Karena sejumlah wabah sudah terjadi di Asia, kemungkinan besar kita masih akan menemuinya di masa depan.
Belum lagi, kebakaran hutan dan kekeringan yang terjadi bisa mengusir kelelawar dari habitat aslinya.
Kelelawar pun akan mencari buah-buahan di pepohonan yang tumbuh di sekitar penduduk.
Sedangkan kalau berada di bawah tekanan, kelelawar bisa melepaskan lebih banyak virus.
Baca Juga: Setelah Divaksin COVID-19 Ternyata Kita Masih Bisa Menularkan Virus Corona, Kok Bisa?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar