Biasanya, es terbentuk di sepanjang garis pantai Siberia utara di awal musim dingin dan kemudian tertiup ke seluruh Laptev dan sekitarnya.
Saat diterbangkan oleh angin tersebut, es membawa nutrisi melintasi Kutub Utara sebelum akhirnya mencair di Selat Fram, yang berlokasi antara Svalbard dan Greenland, pada musim semi.
Namun terlambatnya jadwal pembekuan es ini akan berdampak besar bagi wilayah Kutub Utara secara keseluruhan.
Seperti misalnya plankton di seluruh Kutub Utara akan menerima lebih sedikit nutrisi, sehingga mengurangi kapasitasnya untuk menyerap karbon dioksida.
Lebih lanjut, pembekuan es yang terbatas jumlahnya ini kemungkinan besar akan menghasilkan es yang lebih tipis.
Hal ini membuat pencairan es lebih awal berpotensi terjadi lagi tahun depan.
Selain itu juga akan lebih banyak lagi perairan terbuka sepanjang musim panas.
Diperkirakan Kutub Utara akan kehilangan es sama sekali di musim panas pada tahun 2030 sampai 2050.
"Peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Kutub Utara wilayah Siberia. Tanpa mengurangi gas rumah kaca, kemungkinan musim panas tanpa es di wilayah tersebut akan terjadi pada pertengahan abad ke-21," kata Zachary Labe, dari Colorado State University.
(Penulis: Monika Novena)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar