Lahir dari keluarga miskin, Ikram dan 8 saudara lainnya enggak mendapatkan pendidikan formal di sekolah.
Ikram bahkan menghabiskan waktunya dalam kesendirian, sengaja dipisahkan dari lingkungan luar.
Saat menginjak remaja, ia mulai melihat peluang di permainan bola sodok alias biliar. Ikram pun diam-diam berlatih.
Sebagai ganti tangan, ia menggunakan dagu dan bibirnya untuk mendorong bola.
"Awalnya saya cuma bermain sendiri di meja biliar yang kosong (tanpa lawan)," ujar Ikram. Namun sekarang, ia sudah punya lawan main.
Ikram bahkan bisa menantang pemain terbaik di tempatnya lahir dan dibesarkan itu.
Khawatir dia akan melukai dirinya sendiri, orang tua Ikram awalnya melarang selama beberapa tahun, tapi tahun lalu mereka mengizinkannya untuk kembali ke permainan tersebut.
Keterampilannya dengan cepat mengubahnya menjadi semacam selebritas internet di antara persaudaraan pemain biliar di Pakistan.
“Saya jadi terkenal,” kata Ikram, meski mengaku enggak tahu apa itu media sosial.
Baca Juga: Etika Berinteraksi dengan Sahabat Disabilitas, Materi Belajar dari Rumah TVRI 8 Juni 2020
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar