Dugaan Lain
Sementara, astronom amatir Indonesia Bapak Marufin Sudibyo belum bisa mengonfirmasi kepastian terkait fenomena yang ramai dibicarakan para warganet tersebut.
Hal ini karena informasi yang tersedia masih terbatas.
Menurutnya, untuk kawasan Lamongan-Tuban, pada jam 8 malam ke atas sudah enggak ada lintasan tampak dari satelit aktif/sampah antariksa yang lewat ataupun jejak kondensasi pesawat komersial.
Di sekitar jam yang sama juga enggak ada jadwal jatuhnya sampah antariksa ke atmosfer Bumi seperti dulu pernah terjadi di Madura.
Sementara, kalau dikaitkan dengan meteor dan komet, Bapak Marufin menilai kalau fenomena tersebut bukan keduanya.
Disebut bukan meteor karena jejak lintasannya baur/fuzzy dan mengesankan sangat lambat untuk ukuran meteor.
Sedangkan disebut bukan komet karena saat ini enggak ada komet kasat mata di langit kita.
Oleh karena itu, dari kemungkinan-kemungkinan yang ada, tinggal menyisakan sumber cahaya buatan manusia.
"Pertama, lampu pesawat. Meski kemungkinan kecil karena tidak kelihatan pola terang gelapnya," jelas Bapak Marufin.
Dugaan kedua adalah layang-layang berlampu dan ketiga adalah balon udara buatan sendiri.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar