GridKids.id - Saat pandemi virus corona seperti sekarang, kita diharuskan untuk berjemur di bawah sinar matahari, Kids.
Yup! Meski paparan sinar matahari berlebihan punya dampak negatif untuk kesehatan kulit, tapi dengan jumlah yang seimbang, sinar matahari bisa punya banyak manfaat untuk kesehatan.
Eits, enggak cuma untuk kesehatan tubuh, lo, tapi sinar matahari juga bisa punya manfaat baik untuk kesehatan mental.
Hmm... bagaimana bisa begitu, ya?
Melansir laman Healthline, sinar matahari bisa meningkatkan kadar serotonin yang mendungkung peningkatan suasana hati.
Kondisi ini juga bisa membantu kita untuk merasa tenang dan fokus.
Tanpa paparan sinar matahari yang cukup, kadar serotonin dalam tubuh bisa menurun. Nah, hal ini bisa memicu berbagai risiko gangguan mental, salah satunya depresi.
Pakar kesehatan mental Michael Roizen juga mengatakan, sinar matahari ikut memengaruhi sejumlah reseptor otak yang memengaruhi kondisi mental dan kewaspadaan manusia.
"Itu sebabnya, paparan sinar matahari dalam jumlah sedang juga bisa meningkatkan suasana hati dan fokus pikian kita," tambah Roizen.
Peneliti dan ahli kesehatan mental Mithu Storoni juga mengatakan, paparan sinar matahari yang cukup membantu kita untuk tidur nyenyak di malam hari.
"Mendapatkan paparan sinar matahari di pagi hari akan memicu peningkatan melatonin di malam harinya," ucap Storoni.
Melatonin adalah hormon yang diproduksi kelenjar pineal di otak saat malam hari.
Hormon ini bisa memicu rasa kantuk dan meningkatkan kualitas tidur sekaligus menurunkan reaktivitas stres.
Selain itu, paparan sinar matahari yang cukup juga sangat penting untuk mempertahankan ritme sirkadian normal tubuh.
"Ritme sirkadian yang terganggu bisa memicu gejala depresi dan gangguan bipolar," tambah Storoni.
Jumlah Paparan Sinar Matahari yang Dibutuhkan Tubuh
Meski punya dampak positif bagi kesehatan mental, paparan sinar matahari yang berlebihan bisa memicu kanker kulit dan merusak DNA sel, Kids.
Peneliti masih belum menemukan ukuran pasti paparan sinar matahari yang dibutuhkan manusia.
Namun, para ahli kesehatan percaya jumlah paparan sinar matahari yang dibutuhkan tiap individu tergantung pada jenis kulit dan berapa lama durasi paparan sinar matahari secara langsung.
Orang yang punya kulit cerah biasanya lebih cepat terbakar sinar matahari daripada mereka yang berkulit gelap.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kita sebaiknya mendapatkan paparan sinar matahari selama lima sampai 15 menit di lengan, tangan, dan wajah sebanyak dua sampai tiga kali seminggu.
Hal itu dilakukan untuk mendapatkan asupan vitamin D secara langsung.
Selain itu, gunakan tabir surya dengan kadar SPF minimal 15 untuk melindungi diri dari efek sinar ultraviolet.
Waktu untuk Berjemur
Biasanya, orang kebanyakan mulai keluar rumah dan berjemur sekitar pukul 07.00 atau malah lebih pagi lagi.
Di waktu masih pagi, sinar matahari dianggap belum terlalu terik, sehingga enggak menyengat kulit dan aman juga bermanfaat bagi tubuh.
Padahal, ternyata waktu yang terlalu pagi tersebut enggak tepat untuk digunakan berjemur, lo.
Baca Juga: Jangan Takut Kena Sinar Matahari! Kenali Manfaatnya, Salah Satunya Bisa Bikin Happy!
Waktu yang tepat untuk berjemur di bawah sinar matahari adalah sekitar pukul 10.00 dan bukannya malah lebih pagi dari jam tersebut, Kids.
Informasi tersebut diungkapkan oleh Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen.
Hal itu dikarenakan, sebenarknya yang kita butuhkan adalah ultraviolet B (UVB).
Nah, ultraviolet B ini gelombangnya lebih pendek, Kids. Maka dari itu kita perlu menunggu sedikit waktu supaya mataharinya agak naik terlebih dahulu.
Oleh karena kita berada di wilayah khatulistiwa, maka ultraviolet B sudah ada pada pukul 10.00 pagi, sehingga sebaiknya kita berjemur di waktu tersebut.
------
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar