GridKids.id - Untuk mempertingati Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, Bank Indonesia (BI) menerbitkan uang rupiah edisi khusus.
Pada Senin (17/8/2020), BI menerbitkan uang lembaran Rp 75.000.
Rupanya, hal ini jadi momen yang sangat langka, lo, mengingat Bank Indonesia biasanya mengeluarkan rupiah edisi khusus cuma berbentuk koin.
Tercatat, BI sudah mengedarkan uang edisi khusus peringatan kemerdekaan RI sebanyak 4 kali.
Pencetakan uang edisi khusus pertama kali dibuat untuk memperingati HUT ke-25 RI tahun 1970, diikuti HUT ke-45 RI tahun 1990, dan HUT ke-50 RI tahun 1995.
Seiring diedarkannya uang rupiah khusus untuk memperingati kemerdekaan ke-75 tahun RI, ada berapa fakta-fakta menarik yang ditemukan.
Berikut ini fakta-fakta menarik yang Kompas.com rangkum:
1. Bisa untuk Transaksi
Uang rupiah edisi Kemerdekaan ke-75 tahun RI ini dicetak sangat terbatas, yaitu cuma 75 juta lembar.
Terbatasnya cetakan membuat banyak masyarakat beranggapan uang cuma bisa disimpan untuk koleksi.
Dalam arti lain, uang rupiah edisi khusus ini enggak bisa digunakan untuk bertransaksi.
Namun, hal itu dibantah oleh Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Bapak Onny Widjanarko.
Beliau mengatakan, uang tersebut sah untuk digunakan bertransaksi.
Adapun saat peluncuran rupiah edisi khusus, Senin (17/8/2020), Gubernur Bank Indonesia Bapak Perry Warjiyo juga menyatakan hal serupa. Uang edisi khusus merupakan alat pembayaran yang sah.
Beliau juga menyebut, pengeluaran dan pengedaran uang peringatan kemerdekaan merupakan bagian dari pencetakan uang tahun anggaran tahun 2020, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaannya sudah dimulai sejak 2018, dengan mendasarkan pada ketentuan dan tata kelola pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.
Uang peringatan kemerdekaan ini secara resmi dikeluarkan dan diedarkan sebagai alat pembayaran yang sah tanggal 17 Agustus 2020.
Baca Juga: Dari Koin Bernilai 200 Rupiah sampai 850 Ribu, Inilah Daftar Uang Edisi Khusus Kemerdekaan Indonesia
2. Enggak Berkaitan dengan Redenominasi
Seiring diedarkannya rupiah khusus, desainnya pun menjadi sorotan.
Terbaru, desain tiga angka 0 yang dicetak lebih kecil dari angka 75 dalam tulisan "75.000" banyak dikaitkan dengan redenominasi.
Dikaitkannya isu redenominasi dengan uang rupiah khusus disebabkan oleh rencana pemerintah memperkecil nominal uang.
Nantinya, rupiah akan disederhakan, misal Rp 1.000 jadi Rp 1, Rp 10.000 jadi Rp 10, dan seterusnya.
Pengecilan nominal bertujuan untuk mempermudah laporan dan pencatatan keuangan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi mengatakan, pengedaran dan pencetakan uang Peringatan Kemerdekaan RI pecahan Rp 75.000 enggak bertujuan untuk redenominasi.
Redenominasi akan dilakukan pada saat ekonomi berada dalam kondisi yang stabil, bukan saat pandemi COVID-19 masih berlangsung.
Pengeluaran dan pengedaran uang peringatan kemerdekaan merupakan bagian dari pencetakan uang tahun anggaran tahun 2020, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaannya telah dimulai sejak 2018, dengan mendasarkan pada ketentuan dan tata kelola pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.
3. Bukan Baju Adat China, tapi Baju Adat Suku Tidung
Masih menyangkut desain, masyarakat beranggapan ada baju adat China di antara 9 orang anak yang mengenakan baju adat di halaman belakang mata uang rupiah khusus.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Marlison Hakim mengatakan, seorang anak yang digambar paling tengah dalam pecahan Rp 75.000 bukan menggunakan baju adat China.
Baju tersebut merupakan baju adat Suku Tidung, Kalimantan Utara.
Suku Tidung merupakan asli Indonesia. Dengan digambarnya baju adat Suku Tidung seharusnya membuat masyarakat lebih mengenal keanekaragaman budaya.
9 daerah yang diambil untuk desain rupiah khusus pecahan Rp 75.000 merupakan pakaian adat daerah yang belum pernah diterbitkan sebelumnya dalam mata uang.
Sembilan daerah mewakili tiap 3 daerah di wilayah barat, tengah dan timur. Dari barat, ada Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, dan Gorontalo.
Dari wilayah tengah disematkan baju adat asal Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Gorontalo. Sedangkan yang dari timur ada NTT, Maluku dan Papua.
Pemilihan pakaian adat sudah melalui proses diskusi yang panjang.
4. Dibanderol Harga Selangit
Selang sehari penukaran uang edisi khusus dibuka oleh Bank Indonesia, platform belanja online (e-commerce) sudah dipenuhi dengan penjualan uang Rp 75.000 tersebut.
Bank Indonesia menyatakan cuma mencetak uang Rp 75.000 sebanyak 75 juta lembar.
Pencetakan edisi khusus Kemerdekaan RI pun cuma dicetak tiap 25 tahun sekali.
Harga tiap lembar uang Rp 75.000 dibanderol dengan harga fantastis yang bervariasi.
Dari yang seharga Rp 750.000, Rp 1,75 juta, sampai Rp 8,8 juta.
Masyarakat boleh menjadikan uang itu sebagai koleksi atau hal lainnya. Kalau masyarakat menjualnya kembali, BI enggak lagi mengatur ketentuan tersebut.
Meski begitu, Bank Indonesia sudah membuat peringatan supaya uang tersebut enggak disalahgunakan maupun dipalsukan.
Tiap 1 Kartu Tanda Penduduk (KTP), cuma punya hak untuk menukarkannya 1 kali.
Penukaran yang dilakukan di kantor Bank Indonesia pun enggak melebihkan nominal, cukup Rp 75.000.
Dari segi keamanan, pihaknya sudah melengkapi desain uang dengan teknologi tinggi sehingga sulit dipalsukan.
5. Sulit Dipalsukan
Terbatasnya pencetakan membuat uang rupiah khusus semakin rentan dipalsukan. Namun, BI sudah menyiapkan sejumlah cara untuk menjaga keamanan rupiah asli.
Rupiah cetakan khusus tersebut sudah dilengkapi unsur pengaman teknologi tinggi terbaru, dan bahan kertas yang lebih tahan lama.
Inovasi ini ditujukan agar rupiah semakin dikenali ciri keasliannya, nyaman, dan aman digunakan, dan lebih sulit dipalsukan.
Marlison menyatakan, uang sudah dilengkapi ciri-ciri yang bisa dikenali masyarakat, kalangan perbankan, maupun ciri-ciri yang cuma bisa dikenali oleh Bank Indonesia.
Masyarakat bisa mengenalinya dengan fitur paling dasar, yakni 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).
Untuk memudahkan kalangan tunanetra, BI menambahkan ornamen dalam mata uang yang mudah dikenali.
Adapun ciri lainnya yang bisa dikenali di antaranya, hasil cetak yang terasa agak kasar kalau diraba, gambar yang lebih mudah diterawang meski minim cahaya, dan hasil cetak yang memendar kalau dilihat dari sinar ultraviolet.
------
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar