GridKids.id - Masker scuba banyak digunakan di Indonesia. Namun, seberapa efektif masker scuba untuk mencegah virus corona?
Masker scuba banyak dijual dan mudah ditemukan di pinggir jalan. Harganya pun terjangkau.
Enggak heran, kalau masker ini jadi pilihan banyak masyarakat.
World Health Organization (WHO) sudah mewajibkan penggunaan masker saat pergi ke luar rumah.
Awalnya, masker yang paling diminati adalah masker bedah atau masker medis. Bahkan, masker ini sempat mengalami kelangkaan.
Namun dengan penggunaan masker kain yang bisa digunakan berkali-kali, penggunaan masker bedah enggak lagi langka di pasaran.
Masker kain yang dianjurkan dipakai dan dibuat sendiri yaitu dari bahan katun.
Sebab, berdasarkan penelitian dari Universitas Oxford, kain katun punya tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen.
Meski begitu, untuk meningkatkan perlindungan, dianjurkan memasukkan tisu yang dilipat jadi tiga bagian di dalam masker kain tersebut.
Masker Scuba
Seiring berjalannya waktu, muncul masker yang terbuat dari bahan scuba atau kain yang dapat melar seperti kain spandeks.
Sampai sekarang, masker scuba sudah banyak diperdagangkan dan dipakai oleh masyarakat.
Salah satu unggahan dari media sosial Twitter menyebutkan kalau masker scuba bisa dicuci paling banyak 5 kali.
Lalu, seberapa efektifkah masker scuba untuk pencegahan penularan virus corona?
Baca Juga: Banyak Dijual di Pinggir Jalan, Apakah Masker Scuba Efektif Cegah Virus Corona?
Baca Juga: Jangan Asal Pakai! Inilah Bahan dan Jenis Masker yang Efektif Cegah Virus Corona Menurut WHO
Seberapa Efektif Masker Scuba Cegah Corona?
Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Bapak Bayu Satria Wiratwama mengungkapkan penggunaan masker scuba enggak ada batasan maksimal pencucian.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah masker dicuci setelah digunakan seharian.
"Untuk maksimal cuci ini kaitannya sama ketahanan kain. Kalau terkait kesehatan tidak ada maksimal (pencucian), tapi sebaiknya minimal sehari sekali dicuci atau ketika kotor langsung ganti dan cuci," ujar Pak Bayu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/7/2020).
Terkait jahitan pada masker scuba pada bagian luar dan dalam, Pak Bayu menjelaskan hal itu enggak jadi masalah.
Yang terpenting dalam penggunaan masker yaitu maskernya rapat di mana enggak ada lubang bekas jahitan yang memungkinkan udara luar bisa tembus masuk ke dalam masker.
Baca Juga: 10 Mitos Pemakaian Masker di Era New Normal yang Dipercaya Masyarakat, Padahal Inilah Faktanya
Jenis Masker Terbaik dan Terburuk untuk Cegah Virus Corona
Lalu, jenis masker apa yang paling efektif dan paling buruk untuk mencegah virus corona, ya?
Hasil penelitian yang terbit di Science Advances, Jumat (7/8/2020) menunjukkan kalau masker N95 efektif memblokir sebagian besar tetesan atau droplets yang dilepaskan saat orang berbicara.
Lalu peringkat kedua yang efektif adalah masker bedah dan diikuti masker dari bahan polipropilen.
Sementara masker kain dari katun dan rajutan, sebenarnya mampu memblokir sejumlah droplets tapi tidak seefektif masker N95.
Dengan kata lain, masker itu efektif melindungi pemakainya dari lingkungan luar, tapi enggak melindungi orang lain dari pemakainya.
Dan itu adalah peran kedua yang penting dalam mengurangi penyebaran COVID-19.
Hasil mengejutkan adalah masker bandana atau yang dikenal dengan buff.
Dalam eksperimen tersebut, buff dinilai sebagai masker yang paling enggak efektif. Bahkan lebih buruk dibanding orang yang enggak pakai masker sama sekali.
Para peneliti berpikir, ini karena buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.
Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibanding enggak memakainya sama sekali. Nemun ternyata hal itu salah.
Para peneliti mengamati kalau jumlah droplets meningkat saat orang memakai buff.
Mereka yakin, bahan yang digunakan pada buff bisa memecah droplets menjadi partikel berukuran lebih kecil.
Hal ini membuat pengguna buff jadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar.
Penelitian ini kembali menyoroti kalau enggak semua masker punya tingkat keefektifan yang sama.
Baca Juga: Jangan Asal Membeli, Inilah Jenis Masker yang Dapat Dipakai untuk Mencegah Penularan Virus Corona
Baca Juga: Kenali 4 Jenis Masker Kesehatan dan Kegunaannya, Agar Enggak Salah Pakai
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar