GridKids.id - Sejak pandemi virus corona melanda, kamu mungkin sudah enggak asing dengan istilah rapid test.
Hasil pemeriksaan rapid test akan menunjukkan antara reaktif atau non-reaktif. Nah, apakah kamu sudah tahu arti hasil rapid test reaktif?
Arti hasil rapid test reaktif itu apakah berarti positif terinfeksi virus corona atau terkena Covid-19?
Kita simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Baca Juga: Dua Hal yang Berbeda, Ini Perbedaan Rapid Test Virus Corona dan Pemeriksaan Swab Tenggorokan
Apa Itu Rapid Test?
Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yakni IgM dan IgG.
Antibodi tersebut akan dibentuk oleh tubuh jika ada paparan infeksi virus corona.
Antibodi itu akan berperan dalam melawan virus corona, Kids.
Nah, kalau antibodi tersebut terdeteksi ada di dalam tubuh seseorang, berarti menunjukkan bahwa tubuh orang tersebut pernah terpapar atau terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Selain Rapid Test dan PCR, Pemerintah Gunakan Satu Lagi Jenis Tes Virus Corona, Hasilnya Cukup Cepat
Namun, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu yang enggak sebentar. Bahkan bisa sampai beberapa minggu, Kids.
Maka dari itu, tingkat keakuratan hasil rapid test dalam mendeteksi kemungkinan adanya paparan atau infeksi virus corona di dalam tubuh seseorang melalui antibodi terbilang cukup rendah.
Jadi, pada dasarnya hasil rapid test enggak bisa dijadikan bahan untuk mendiagnosa apakah seseorang terinfeksi virus corona dan menderita covid-19 atau enggak, Kids.
Hasil Rapid Test
Hasil rapid test ada dua, yakni reaktif dan non-reaktif.
Arti hasil rapid test reaktif bukan berarti positif virus corona atau mengidap Covid-19.
Begitu pula dengan hasil rapid test non-reaktif, bukan berarti negatif Covid-19 atau bebas dari virus corona.
Hasil rapid test enggak bisa menunjukkan apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.
Baca Juga: Apa Itu Tes PCR? Ternyata Ini Alasan Tes PCR Dibandrol dengan Harga Mahal
Menurut akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK., Phd., enggak ada hasil positif atau negatif dari rapid test Covid-19.
Maka dari itu, seseorang enggak boleh disebut positif Covid-19 hanya karena mengacu pada hasil rapid test.
Untuk mengetahui kondisi seseorang apakah terinfeksi virus corona dan mengidap Covid-19 atau enggak, harus dilakukan tes PCR.
Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes PCR bisa mendeteksi langsung keberadaan virus corona, bukan melalui ada atau enggaknya antibodi terhadap virus ini.
Hasil dari tes PCR bisa positif Covid-19, tapi bisa juga negatif, Kids.
Seseorang harus diambil sampel swab-nya sebanyak dua kali atau disebut hari pertama (H1) dan hari kedua (H2).
Seseorang tersebut bisa disebut positif jika minimal pada salah satu tes swab tersebut ditemukan virus corona penyebab Covid-19.
Baca Juga: Dilakukan untuk Mendeteksi Infeksi Virus Corona, Ternyata Begini Cara Melakukan Tes Swab pada Tubuh
Sedangkan, seseorang akan disebut negatif jika pada kedua tes swab enggak ditemukan virus corona.
Jika baru ada hasil tes PCR yang negatif dari salah satu sampel, maka belum bisa diambil kesimpulan, Kids.
Hasil dari tes PCR sampel kedua haris dipastikan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi seseorang tersebut.
Jenis Rapid Test
Mungkin banyak yang mengira kalau rapid test Covid-19 hanya ada satu jenis saja.
Padahal sebenarnya setidaknya ada dua jenis rapid test, yakni rapid test antibodi dan rapid test antigen.
Keduanya sama-sama merupakan pemeriksaan tahap awal untuk mendeteksi infeksi virus corona penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Hanya saja, untuk rapid test antibodi menggunakan sampel darah, sedangkan rapid test antigen menggunakan sampel lendir.
Baca Juga: Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen, Harus Pilih yang Mana?
Jadi, untuk rapid test antigen, pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode usap alias swab.
Cara kerja rapid test antibodi ialah dengan mencari antibodi terhadap virus corona.
Nah, kalau rapid test antigen bekerja dengan cara yang cukup berbeda, yaitu mengidentifikasi virus di dalam sekresi hidung serta tenggorokan.
O iya, meski menggunakan sampel dan sistem kerja yang berbeda, hasil kedua tes Covid-19 tersebut sama-sama bisa didapatkan antara 10-15 menit setelah pemeriksaan dilakukan.
Mana yang Lebih Akurat?
Mungkin kamu penasaran mana yang lebih akurat antara rapid test antibodi dan rapid test antigen, Kids.
Rupanya, rapid test antigen disebut lebih akurat daripada rapid test antibodi.
Akan tetapi, rapid test antigen juga dinilai enggak lebih akurat dari tes PCR walau menggunakan sampel dan metode pengambilan sampel yang serupa.
Namun demikian, jenis rapid test tersebut tetap bisa dimanfaatkan dalam membantu mengenali pasien.
Baca Juga: Apa Itu Vaksin Sinovac? Berkenalan dengan Vaksin COVID-19 yang Sebagian Sudah Tiba di Indonesia
O iya, masa berlaku hasil pemeriksaan dari kedua jenis rapid test tersebut enggak berbeda dengan hasil tes lainnya seperti PCR, kok.
Hasil tes tersebut memiliki masa berlaku selama 14 hari, Kids.
Nah, sekarang kamu sudah tahu arti dari hasil rapid test reaktif dan non-reaktif serta penjelasan tentang bagaimana seseorang dinyatakan positif atau negatif Covid-19.
O iya, kamu juga sudah tahu perbedaan jenis rapid test antibodi dan rapid test antigen, nih.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Source | : | Kompas.com,alodokter |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar