Per pekan ini, total sudah ada 213.211 warga Jawa Timur yang dites. Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Pulau Jawa.
Dengan semakin banyak warga yang dites, maka potensi ditemukannya kasus baru juga akan meningkat. Terlebih alat tes PCR juga mulai disebar di daerah sehingga kapasitas uji spesimen meningkat.
"Tentunya peningkatan testing yang masih di Jawa Timur menjadi alasan kasus baru terus ditemukan. Karena kalau ditemukan kasus baru juga dilakukan tracing. Ini dilakukan untuk menjaring masyarakat yang dimungkinkan OTG yang masih ada di masyarakat," kata Pak Jibril dikutip dari Surya, Selasa.
Sedangkan alasan yang kedua adalah penyebaran virus masih belum berhenti. Terutama di Kota Surabaya, di Kabupaten Sidoarjo, dan di Kabupaten Gresik.
Ia kemudian menyinggung soal transmission rate.
Untuk Jawa Timur saat ini secara provinsi, transmission rate-nya adalah 1,0. Sedangkan untuk Kota Surabaya angkanya saat ini hampir menyentuh 1,4.
Transmission Rate merupakan laju atau kecepatan penambahan infeksi virus. Misalnya untuk transmission rate1,4, maka dalam masa reproduksi virus 5-7 hari, dari 10 orang positif akan menginfeksi 14 orang.
"Semakin angka transmission rate-nya di atas 1 maka potensi terbentuknya kasus baru akan semakin tinggi. Karena ini masih naik terus maka pertumbuhan kasus baru nya ya akan masih jalan," kata Jibril.
(Penulis: David Oliver Purba)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,SURYA.co.id |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar