GridKids.id - Pada Maret lalu, virus corona dikabarkan masuk ke Indonesia.
Semenjak itulah pemerintah memberikan imbauan pada masyarakat untuk belajar, bekerja hingga ibadah di rumah, Kids.
Kini enggak kerasa sudah empat bulan sejak virus tersebut ada di Indonesia.
Rupanya beberapa daerah masih terus berperang melawan virus ini, meski ada beberapa daerah yang berhasil masuk zona hijau dan nol kasus.
Baca Juga: Bukan dengan Sabun, Gunakan 3 Bahan Ini Untuk Mencuci Buah dan Sayuran, Lebih Aman untuk Kesehatan!
Kini masyarakat telah memasuki new normal dan sudah bisa beraktivitas kembali, Kids, tapi tetap mematuhi beberapa peraturan yang ada, seperti memakai masker, menjaga jarak hingga rajin mencuci tangan.
Dilansir Kompas.com, pada Kamis (18/6/2020), Indonesia melaporkan 1.331 tambahan kasus baru, sehingga total mencapai 42.762 kasus infeksi, Kids.
Angka itu menjadi rekor tertinggi kasus infeksi harian yang dilaporkan sejak kasus pertama pada Maret 2020 lalu.
Disisi lain, pasien yang sembuh pun bertambah banyak, yaitu 555 orang, sehingga total mencapai 16.798 dan kasus kematian menjadi 2.339 orang dengan tambahan 63 kasus.
Jawa Timur menjadi provinsi dengan tambahan kasus baru terbanyak, yaitu 384 kasus, disusul dengan DKI Jakarta 173 kasus, dan Sulawesi Selatan 166 kasus.
Meski begitu ada 10 Provinsi yang sudah masuk zona hijau, lo, dan sudah tidak ada kasus baru.
Baca Juga: Apa Itu Tes PCR? Ternyata Ini Alasan Tes PCR Dibandrol dengan Harga Mahal
1. Nusa Tenggara Timur: 0 (total 108 kasus)
2. Bengkulu: 0 (total 105 kasus)
3. Jambi: 0 (total 109 kasus)
4. Bangka Belitung: 0 (total 147 kasus)
5. Yogyakarta: 0 (total 276 kasus)
6. Kalimantan Barat: 0 (total 282 kasus)
7. Kalimantan Utara: 0 (total 171 kasus)
8. Kepulauan Riau: 0 (total 263 kasus)
9. Sulawesi Tengah: 0 0 (total 172 kasus)
10. Gorontalo: 0 (total 214 kasus)
Faktor penyebab tingginya kasus
Dilansir Kompas.com, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Suhandono mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat kasus di Indonesia meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir.
Angka kasus di Surabaya memang masih tinggi, Kids, hal tersebut disebabkan oleh masih terjadinya transmisi lokal secara luas.
"Sumbangan kasus ini kan terbesar di beberapa daerah, Jakarta, Surabaya, Makassar dengan situasi yang berbeda-beda," kata Riris, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).
"Kalau di Surabaya jelas karena memang saat ini masih terjadi transmisi yang luas dan itu perlu untuk menekan laju transmisi," sambungnya.
Baca Juga: Viral Uang Koin Nominal Rp 1.000 Kelapa Sawit yang Dijual Hingga Puluhan Juta, Apakah Worth It?
Sedangkan, di Jakarta sebelumnya sempat mengalami penurunan kasus harian, namun kembali meningkat hingga saat ini.
Menurutnya, peningkatan kasus di Jakarta terjadi dimungkinkan karena adanya interaksi ketika lebaran dan persepsi publik terhadap PSBB transisi.
Hal tersebut berdasarkan perhitungan data mobilitas di Jakarta yang sempat menurun sekitar 60 persen pada Maret sampai Mei dan kembali meningkat usai lebaran.
"Saya rasa ini kemudian karena peningkatan mobilitas itu. Karena pasca lebaran dan juga ada persepsi pelonggaran PSBB, maka transmisinya belum selesai ya terjadi peningkatan lagi," jelas dia.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id
Penulis | : | Regina Pasys |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar