Hal itu disebutkan Pak Joko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/6/2020). "Imbauan protokol kesehehatan dari Pemerintah enggak sepenuhnya dijalankan secara konsisten oleh sebagian masyarakat," kata Pak Joko.
Peningkatan aktivitas terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadhan.
Pada saat itu, banyak masyarakat yang enggak memperhatikan protokol kesehatan saat membeli makanan berbuka puasa, berbelanja ke pasar, mengantre bantuan sembako, tetap menjalankan ibadah secara bersama-sama, dan sebagainya.
"Momen ini berlangsung hampir di sepanjang Ramadhan, akhir April-akhir Mei 2020 dan diikuti dengan hari raya Idul Fitri pada akhir Mei 2020," jelas Joko.
Simulasi baru
Karena hasil prediksi pada simulasi pertama enggak berjalan sesuai dengan fakta di lapangan sejak pertengahan Mei 2020, maka dibuatlah simulasi baru dengan basis yang sama.
Hanya saja, kali ini peneliti memasukkan faktor kelonggaran yang diberikan pemerintah dengan pemberlakuan New Normal.
"Kebetulan hari ini memasuki 100 hari penanganan kasus Covid-19, kami menulis beberapa hal terkait revisi penelitian kami sebelumnya disertai hasil simulasi baru. Kami juga menganalisis kenapa terjadi anomali atas penelitian kami," kata Pak Joko dalam pesan singkat kepada Kompas.com.
Penulis | : | Regina Pasys |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar