GridKids.id - Jika pepohonan dengan diameter besar habis ditebang atau terbakar, apa yang akan terjadi dengan ekosistem di sekelilingnya?
Pertanyaan di atas adalah salah satu soal dari meteri Taman Nasional Betung Kerihun, Belajar dari Rumah TVRI untuk siswa SMP pada 8 Mei 2020.
Nah, kali ini GridKids akan memeberikan soal dan jawaban tentang materi Taman Nasional Betung Kerihun.
Sebelumnya, apakah kamu tahu kalau hutan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia?
Hutan-hutan tropis seperti hutan Amazon di Brasil, hutan di Kongo, dan di Indonesia merupakan penghasil oksigen terbesar di dunia dan menyimpan karbon dioksida.
Hutan tropis harus dilestarikan, Kids. Karena tanpa hutan-hutan ini, makhluk hidup akan kesulitan bernapas.
Sekarang, kita kerjakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di materi ini, yuk!
Soal dan Jawaban Taman Nasional Betung Kerihun, Materi Belajar dari Rumah TVRI 8 Mei 2020
1. Hutan tropis Kalimantan memiliki keragaman hayati yang besar. Setujukah kamu? Berikan pendapatmu!
Jawaban:
Saya sangat setuju bahwa hutan tropis Kalimantan memiliki keragaman hayati yang besar.
Karena Kalimantan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki berbagai aneka flora dan fauna yang beragam.
Di antara flora dan fauna tersebut termasuk langka dan unik. Bahkan flora dan fauna tersebut merupakan endemik dari pulau Kalimantan itu sendiri.
Hutan tropis Kalimantan juga menjadi satu di antara paru-paru dunia.
Julukan semacam itu diberikan karena hutan tropis memiliki beragam jenis pohon-pohon besar yang menyuplai oksigen ke seluruh dunia.
Selain itu, adanya berbagai jenis pohon juga menyebabkan banyak hewan yang hidup di dalamnya.
Dengan demikian, hutan tropis Kalimantan memiliki keanekaragaman hayati yang besar.
Baca Juga: Rangkuman Pasoa dan Sang Pemberani, Materi Belajar dari Rumah TVRI
2. Jika pepohonan dengan diameter besar habis ditebang atau terbakar, apa yang akan terjadi dengan ekosistem di sekelilingnya?
Jawaban:
Bila pohon-pohon berdiameter besar habis ditebang atau terbakar maka akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekelilingnya, ekosistem akan rusak.
Tanah akan kehilangan kekuatannya sehingga bila terjadi hujan lebat akan terjadi banjir dan longsor. Hutan akan kehilangan fungsinya.
Bukan cuma itu saja, flora dan fauna juga akan kehilangan habitat asli dan sumber makanannya, sehingga lambat laun mereka akan punah.
Tanah menjadi tidak mampu menyimpan air hujan. Akibatnya, hujan yang turun akan bisa menjadi banjir bandang.
Pohon adalah penghasil oksigen bagi lingkungannya dan penyerap karbondioksida, maka bila pohon-pohon ditebang suhu udara di sekitarnya akan menjadi panas karena kekurangan oksigen.
Baca Juga: Rangkuman Budaya Saya: Dokumenter Gerabah Ouw Sempe Balanga, Materi Belajar dari Rumah TVRI
3. Mengapa penduduk banyak yang tinggal di bantaran sungai?
Jawaban:
Penduduk banyak yang tinggal di bantaran sungai karena sungai adalah sumber kehidupan bagi mereka.
Mereka akan lebih mudah untuk mengakses air bersih, juga makanan dari tumbuhan yang ada di sekitar sungai.
Sungai adalah tempat manusia bisa mencari sumber makanan seperti ikan dan kerang. Sungai juga menyediakan air yang melimpah.
Kawasan lembah sungai juga menawarkan kesuburan tanah sehingga beragam tanaman mudah dijumpai.
Selain itu, pada masa bercocok tanam, air juga dijadikan sebagai sarana irigasi dan transportasi sehingga hidup dekat dengan sungai adalah pilihan terbaik.
Namun, penduduk hari ini tinggal di bantaran sungai lebih karena sudah padatnya pemukiman.
Pemerintah sering kali berupaya merelokasi pemukiman di bantaran sungai.
Hal itu karena kehidupan di bantaran sungai bisa mencemari ekosistem yang ada, akibat limbah rumah tangga.
Baca Juga: Ringkasan Soal dan Jawaban Sahabat Pelangi: Kabar Kabur, Materi Belajar dari Rumah TVRI 8 Mei 2020
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar