GridKids.id - Kids, apa kamu suka mengeluh? jika iya lebih baik kurangi, ya.
Semua orang pasti mempunyai kisahnya sendiri. Begitu pun hidup seperti roda yang berputar.
Kehidupan enggak selamanya diatas, kadang akan ada suka ataupun duka.
Intinya, kita harus tetap bersyukur apapun situasinya, Kids.
Seperti nenek satu ini, Nenek Rabina namanya, ia berumur 92 tahun dan tinggal di Pamekasan, Jawa Timur.
Nenek Rabina hidup sebatang kara di tengah kemiskinan, namun ia selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki.
Melansir dari Kompas.com, Nenek Rabina (92), warga Dusun Bertah, Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur telah ditinggal mati suaminya lima tahun lebih.
Saat ini, ia tinggal sendiri di sebuah gubuk tua berdinding anyaman bambu yang sudah bolong-bolong.
Nenek Rabina seorang diri karena ia belum dikaruniai anak, Kids.
Baca Juga: Seperti Keajaiban! Terpisah 11 Tahun, Kucing Ini Akhirnya Bertemu Lagi dengan Pemiliknya
Kondiri gubuknya sangat menyedihkan, di dalamnya ada kamar tidur yang ia tiduri dengan ukuran 3x4 meter saja, itu pun sekaligus menjadi dapur tempatnya memasak.
Enggak hanya itu, tungku untuk memasak pun harus ditempatkan di beranda rumahnya.
Pendengaran Nenek Rabina pun sudah terganggu, di mana suara keras di dekat telinganya sudah tak mampu didengar.
Berbicara dengan bahasa isyarat juga susah dipahaminya.
Saat dikunjungi, ia sedikit terkejut karena tidak pernah kenal sebelumnya.
Perempuan berusia 92 tahun ini, mencoba berdiri dari depan tungkunya namun terhuyung.
Beruntung ada bambu penyanggah yang jadi pegangannya.
Delapan kucing peliharaannya, selalu mengitari Nenek Rabina yang memegang sepiring singkong yang sudah direbusnya.
Baca Juga: 7 Obyek Wisata Unik Ini Bisa Bikin Pecinta Kucing Happy, Gemas Banget!
Delapan kucing itu pun bergantian menciumi singkong tersebut.
"Dikira singkong ini nasi dan ikannya. Saya kalau makan, sudah biasa sepiring dengan delapan kucing piaraan," ucap Nenek Rabina.
Dengan spontan, ia kemudian melanjutkan cerita kehidupannya.
Selama hidup bersama dengan kucing piaraannya, ia mengaku tidak pernah kesulitan makan.
Kalau tidak masak sendiri karena tidak ada beras yang mau dimasak, terkadang ada orang lain yang datang mengantarkan masakan ke rumahnya.
"Kalau ada nasi, hanya sekepal yang saya makan. Selebihnya untuk kucing," imbuh dia.
Bahkan, kucing piaraannya pernah mencapai 12 ekor hingga mau dibeli orang namun tidak dijualnya.
"Saya tidak menjual kucing. Kalau mau dipelihara, dengan ikhlas saya memberikannya," terang dia.
Suatu ketika, ada tetangga Nenek Rabina yang memukul kucing sampai patah kakinya.
Selang beberapa bulan dari kejadian itu, tetangganya jatuh dan mengalami patah kaki juga.
Sehingga, baginya, menyayangi kucing peliharaan sama saja menyayangi manusia karena sama-sama makhluk Tuhan.
Kendati hidup sebatang kara, Nenek Rabina masih sering didatangi tetangganya, Nenek Sanida (70), yang kondisinya juag sudah jompo.
Hampir setiap hari, dua lansia ini hidup berdampingan dan makan bersama.
Bahkan, Nenek Sanida mengaku, rezeki Nenek Rabina lebih baik dari dirinya hingga ia sering numpang makan di rumah Nenek Rabina.
Hidup miskin dengan berteman delapan kucing piaraannya, Rabina mengaku bahagia.
Saat tidur pun, delapan kucing piaraannya ikut mendampingi di kasurnya yang kusam.
Baca Juga: Dikenal Cuek dan Mandiri, Ternyata Kucing Juga Bisa Rindu Pemiliknya
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Regina Pasys |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar