GridKids.id - Kids, apakah kamu pernah mendengar hari tanpa bayangan?
Menurut informasi, mulai hari Minggu (23/2/2020) sampai April nanti, Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan, lo.
Fenomena alam tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
Lalu seperti apa fenomena alam ini akan terjadi, ya, Kids?
Baca Juga: Desa Indah Ini Jadi Inspirasi Film Fenomenal, Namun Warganya Malah Enggak Senang, Kenapa?
Hari tanpa bayangan atau kulminasi atau transit atau istiwa merupakan fenomena alam ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit, Kids.
Hal tersebut diungkapkan oleh Muhammad Sadly selaku Deputi Bidang Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Ketika deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, maka fenomenanya disebut Kulminasi Utara, Kids.
Nah, pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zeni.
Hal itu akan mengakibatkan bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang" atau "tanpa bayangan", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Baca Juga: Enggak Cuma Manusia, Binatang Ini di Rusia Juga Menikmati Kacamata VR
Penyebab hari tanpa bayangan
Dari keterangan resmi BMKG, hari tanpa bayangan ini terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi yang tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.
Sehingga, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU - 23,5 LS.
Nah, hal tersebut disebut sebagai gerak semu harian matahari, Kids.
Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB.
Adapun pada 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.
Kapan hari tanpa bayangan terjadi?
Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun, Kids.
Baca Juga: Kacamata 3D ini dari Kertas Karton, Kesukaan Anak-Anak Generasi 90-an
Sementara waktunya enggak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.
"Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut," tutur pihak BMKG.
Berikut daftar 34 ibukota provinsi beserta tanggal hari tanpa bayangan (kulminasi utama) terjadi yang bisa kamu catat, Kids.
1. Banda Aceh, 3 April 2020, pukul 12.41 WIB
2. Medan, 29 Maret 2020, pukul 12.29 WIB
3. Padang, 18 Maret 2020, pukul 12.26 WIB
4. Pekan Baru, 21 Maret 2020, pukul 12.21 WIB
5. Tanjung Pinang, 22 Maret 2020, pukul 12.09 WIB
6. Bengkulu, 10 Maret 2020, pukul 12.21 WIB
7. Jambi, 16 Maret 2020, pukul 12.14 WIB
8. Palembang, 12 Maret 2020, pukul 12.10 WIB
9. Bandar Lampung, 6 Maret 2020, pukul 12.10 WIB
10. Serang, 4 Maret 2020, pukul 12.07 WIB
11. Pangkal Pinang, 15 Maret 2020, pukul 12.04 WIB
12. Jakarta Pusat, 4 Maret 2020, pukul 12.04 WIB
13. Bandung, 2 Maret 2020, pukul 12.01 WIB
14. Semarang, 2 Maret 2020, pukul 11.50 WIB
15. Yogyakarta, 29 Februari 2020, pukul 11.51 WIB
16. Surabaya, 1 Maret 2020, pukul 11.41 WIB
17. Pontianak, 20 Maret 2020, pukul 11.50 WIB
18. Banjarmasin, 12 Maret 2020, pukul 12.31 WITA
19. Palangkaraya, 14 Maret 2020, pukul 11.33 WITA
20. Samarinda, 19 Maret 2020, pukul 12.19 WITA
21. Tanjung Selor, 27 Maret 2020, pukul 12.15 WITA
22. Denpasar, 27 Februari 2020, pukul 12.32 WITA
23. Mataram, 27 Februari 2020, pukul 12.28 WITA
24. Kupang, 23 Februari 2020, pukul 11.59 WITA
25. Mamuju, 13 Maret 2020, pukul 12.13 WITA
26. Makassar, 7 Maret 2020, pukul 12.13 WITA
27. Palu, 18 Maret 2020, pukul 12.08 WITA
28. Kendari, 10 Maret 2020, pukul 12.00 WITA
29. Manado, 24 Maret 2020, pukul 11.46 WITA
30. Gorontalo, 21 Maret 2020, pukul 11.54 WITA
31. Sofifi, 22 Maret 2020, pukul 12.36 WIT
32. Ambon, 11 Maret 2020, pukul 12.37 WIT
33. Manokwaro, 18 Maret 2020, pukul 12.11 WIT
34. Jayapura, 14 Maret 2020, pukul 11.46 WIT
Baca Juga: Sinar UV, Sinar Tak Kasatmata yang Berbahaya Bagi Tubuh Tapi Juga Punya Sejumlah Manfaat
(Penulis: Ellyvon Pranita)
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar