GridKids.id - Kalau Kids sering ke dapur, pasti sudah enggak asing lagi dengan talenan.
Bentuknya bisa berupa kayu, plastik, akrilik, atau kadang ada juga yang berbahan kaca.
Talenan adalah salah satu barang yang wajib ada di dapur. Saat memasak, biasanya talenan hampir selalu digunakan.
Fungsinya sebagai alas untuk memotong bahan masakan seperti sayur, daging, buah, atau semacamnya, Kids.
Namun, rupanya dalam penggunaan talenan di kehidupan sehari-hari, ada beberapa kebiasaan yang enggak baik, lo.
Kebiasaan-kebiasaan dalam penggunaan talenan sering dianggap sepele padahal bisa memengaruhi kesehatan kita, Kids.
Apa saja, ya? Kita cari tahu saja, yuk!
Malas Membersihkan Talenan
Beberapa orang mungkin ada yang menggunakan talenan berulang kali tanpa disikat dan dicuci bersih menggunakan sabun yang sesuai..
Padahal, talenan yang hanya dibersihkan sekenanya bisa berbahaya bagi kesehatan, lo.
Awalnya talenan berbahan seperti kayu dan plastik permukaannya rata. Namun, lama kelamaan kalau sering dipakai, akan ada bekas sayatan-sayatan pisau.
Nah, bakteri bisa menumpuk di sela-sela sayatan pisau itu. Enggak cuma bakteri, jamur juga mudah berkembang di atas talenan, lo.
Terutama talenan yang berbahan kayu yang lebih mudah lembab, Kids.
Mengingat pentingnya talenan sebagai alas untuk memotong berbagai macam bahan masakan yang akan kita masak, sebaiknya kita enggak malas merawat alat ini, ya.
Bahkan, kalau sayatan di atas talenan sudah cukup banyak dan dalam, sebaiknya talenan diganti dengan yang baru.
Baca Juga: Bahaya Makanan Dihinggapi Lalat Walau Sedetik, Bacanya Bikin Ngeri!
Talenan Plastik untuk Memotong Daging dan Bahan yang Panas
Talenan biasa diandalkan sebagai alas untuk memotong berbagai jenis bahan makanan.
Terkadang bahkan yang dipotong adalah bahan-bahan matang dengan suhu tinggi.
Nah, kalau di rumah Kids menggunakan talenan berbahan dasar plastik, sebaiknya jangan digunakan untuk memotong bahan yang panas, ya.
Soalnya, dikhawatirkan terjadi kontaminasi dari bahan kimia dari bahan plastik pada talenan ke dalam bahan makanan.
Plastik mengandung berbagai bahan kimia. Nah, kalau sampai mengontaminasi bahan makanan kita, tentu akan bisa mengakibatkan persoalan kesehatan, Kids.
Jadi, sebagiknya lebih berhati-hati dalam memilih bahan talenan yang sesuai dengan penggunaan, ya.
Menggunakan Satu Talenan untuk Berbagai Jenis Bahan
Banyak yang mencampur penggunaan talenan. Satu talenan digunakan untuk memotong berbagai macam jenis bahan makanan.
Nah, sebenarnya hal itu enggak baik, Kids. Sebab bisa berisiko bagi kesehatan.
Penggunaan talenan sebaiknya dibedakan. Satu khusus untuk memotong daging dan satu lainnya khusus untuk sayuran.
Daging mentah biasanya mengandung kuman dan bakteri.
Kalau daging dan sayur dipotong di atas talenan yang sama, maka kontaminasi silang bisa terjadi, Kids.
Kontaminasi silang adalah perpindahan kuman atau bakteri dari satu bahan makanan ke bahan lainnya melalui perantara benda.
Nah, talenan bisa menjadi media perantara perpindahan bakteri dan kuman jika digunakan secara campur.
Kuman dan bakteri dari daging mentah bisa berpindah ke dalam sayuran dan buah-buahan yang dipotong di atas talenan yang sama.
Dalam hal ini, talenan bisa mentransfer bakteri campylobacter dan salmonella.
Bakteri campylobacter biasa terdapat pada unggas dan memang mudah untuk berpindah tempat.
Kalau campylobacter sampai masuk ke dalam tubuh manusia, efeknya bisa mengakibatkan nyeri sendi, sakit kepala, dan bahkan diare selama beberapa hari, Kids.
Begitu pula sebaliknya. Selain dari daging, seperti daging ayam, sayuran juga bisa mengandung pathogen.
Pathogen tersebut juga bisa mentransfer kuman ke talenan, lo.
Bakteri yang ada di bahan makanan tersebut mungkin bisa dihilangkan saat proses memasak.
Seperti daging yang jika dimasak dengan suhu yang tepat, memang bisa meminimalisir bakteri.
Namun, sayangnya enggak demikian untuk sayuran dan buah-buahan, Kids.
Oleh karena itu, demi alasan kebersihan dan kesehatan, lebih baik kita memisahkan penggunaan talenan.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar