Find Us On Social Media :

Benarkah Astronaut Menua Lebih Lambat ketika Berada di Luar Angkasa?

Astronaut yang menjelajah ruang hampa udara di luar planet kita disebut menua lebih lambat ketimbang kita di Bumi. Benarkah begitu?

GridKids. id - Albert Einstein memiliki sebuah teori menarik tentang ruang angkasa yang dijuluki sebagai teori relativitas.

Teori relativitas adalah konsep pelebaran waktu di ruang angkasa yang melihat waktu bisa dipengaruhi dengan kecepatan dan gravitasi yang ada di ruang hampa udara itu.

Teori ini bukan hanya jadi sesuatu konsep tanpa pembuktian, Kids.

Banyak eksperimen yang coba diterapkan untuk membuktikan teori ini.

Alhasil astronaut menemukan teori kalau waktu yang mereka alami berbeda dengan yang dilalui manusia yang ada di planet Bumi.

Efeknya, astronaut yang mengorbit Bumi dari luar angkasa akan menua lebih lambat. Kok bisa begitu?

Dilansir dari laman kompas.com, teori relativitas umum Einstein menggambarkan pelebaran waktu gravitasi di ruang angkasa.

Jadi, adanya massa bisa membengkokkan ruang dan waktu.

Waktu yang berlalu atau berdetik di ruang angkasa selalu berbeda, tergantung pada kekuatan medan gravitasi yang ada di sekitarnya.

Astronaut berada jauh dari Bumi, di tempat yang lebih jauh lagi gravitasi makin lemah.

Namun, di saat bersamaan waktu bergerak jadi lebih cepat.

Baca Juga: Beda Kala Rotasi, Bagaimana Astronaut Tidur di Stasiun Luar Angkasa?

Efek Perbedaan Jalannya Waktu di Ruang Angkasa bagi Astronaut

Meski enggak berdampak besar, astronaut yang hidup di Bumi dan harus ada di ruang yang berbeda akan mengalami sendiri perubahan atau percepatan waktu dibandingkan yang dialaminya di Bumi.

Ada juga teori relativitas khusus yang juga ditemukan oleh Albert Einstein yang dikenal dengan istilah pelebaran waktu.

Jika benda bergerak lebih cepat, waktu yang diperlukan akan melambat ketimbang pengamatnya yang diam di posisi yang sama.

Astronaut berada di ruang angkasa dengan kecepatan yang tinggi.

Hal ini lah yang bisa membuat astronaut mengelilingi Bumi di dalam konsep pelebaran waktu.

Situasi ini membuat para astronaut menua lebih lambat, ketimbang jika mereka menghabiskan waktu di Bumi.

Sebuah skenario yang dikenal dengan paradoks kembar dilakukan untuk membuktikan teori ini, Kids.

Sepasang kembaran dilibatkan, yang astu akan meluncur dengan pesawat ruang angkasa yang kecepatannya mendekati kecepatan cahaya. Sedangkan kembarannya akan tetap di Bumi.

Sekembalinya si kembaran satu dari penjelajahan ruang angkasa, usinya baru bertambah beberapa tahun lebih tua dari kali dia memulai petualangannya.

Namun, kembaran satunya yang tinggal di Bumi sudah bertambah umur hingga belasan tahun lebih tua darinya.

Baca Juga: Studi Ungkap Sayur Sebaiknya Tak Dijadikan Makanan Astronaut, Kenapa?

Realitanya, astronaut yang tinggal dan melakukan riset di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), efek pelebaran waktu dalam kehidupan sehari-hari, efeknya sangat kecil.

Menurut European Space Agency (ESA), astronaut yang menghabiskan waktu berbulan-bulan mengorbit Bumi, usianya jadi lebih muda 0,005 detik dibandingkan manusia yang ada di Bumi.

Perbedaannya memang sangat kecil, tapi hal ini selaras dengan teori relativitas milik Albert Einstein bahwa waktu di ruang angkasa berjalan tergantung gravitasi di sekitarnya.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.