Find Us On Social Media :

2 Jenis Majas yang Digunakan dalam Puisi "Hujan Bulan Juni" dan Penjelasannya

Majas sering digunakan dalam penulisan sebuah karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel.

GridKids.id - Apakah kamu pernah membaca puisi "Hujan Bulan Juni" karta Sapardi Djoko Damono, Kids?

Nah, pada artikel ini kita akan mencari tahu majas apa saja yang digunakan dalam puisi "Hujan Bulan Juni", ya.

Puisi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain.

Pengertian majas menurut KBBI adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu lainnya.

Majas sering digunakan dalam penulisan sebuah karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel.

Tahukah kamu? Majas sering kali terdiri dari dua kata atau berupa frasa.

Selain itu, majas juga memberikan efek emosi tertentu, seperti keindahan atau kesedihan.

Majas dalam puisi bertujuan untuk memperindah karya sehingga maknanya lebih kuat.

"Hujan Bulan Juni" merupakan salah satu puisi yang ditulis oleh sastrawan Sapardi Djoko Damono.

Puisi "Hujan Bulan Juni" diekspresikan dengan lembut. Hujan dalam puisi ini merupakan perwujudan dari rasa kagum dan simpati, Kids.

Yuk, kita cari tahu sama-sama majas apa saja yang terdapat dalam puisi "Hujan Bulan Juni" ya!

Baca Juga: Pengertian Majas Ironi: Ciri-Ciri, Manfaat Penggunaan, dan Contohnya dalam Kalimat

Majas yang Digunakan dalam Puisi "Hujan Bulan Juni"

Bersumber dari kompas.com, ada dua jenis majas yang digunakan dalam puisi "Hujan Bulan Juni", yakni majas personifikasi dan majas paralelisme.

Majas personifikasi termasuk salah satu majas perbandingan yaitu gaya bahasa yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya.

Sementara majas paralelisme termasuk dalam jenis majas penegasan. Majas paralelisme mirip dengan majas repetisi ya, Kids.

Biasanya majas personifikasi melekatkan sifat manusiawi pada benda mati sehingga memiliki sifat seperti benda hidup.

Majas paralelisme ialah jenis majas yang berupaya menekankan suatu kata atau ungkapan, ya.

Pada puisi "Hujan Bulan Juni" majas personifikasi ditemukan pada kata 'hujan'.

Hujan seolah-olah manusia yang mempunyai sifat tabah dan arif.

Nah, majas perulangan paralelisme ditemukan pada frasa 'tak ada yang lebih'.

Frasa 'tak ada yang lebih' diulang pada setiap bait dalam puisi "Hujan Bulan Juni", ya.

Baca Juga: Kenapa Karya Sastra Puisi Banyak Menggunakan Majas? Ini Penjelasannya

Selain majas, pada puisi "Hujan Bulan Juni" juga ditemukan kata-kata berlambang, lo.

Kata-kata berlambang termasuk salah satu unsur pembangun dalam sebuah puisi.

Kata-kata berlambang pada puisi "Hujan Bulan Juni" dinyatakan dengan kata 'hujan' dan 'bunga'.

Hujan adalah perlambang dari kesuburan atau kebaikan, sedangkan bunga melambangkan keindahan.

Demikianlah informasi tentang jenis-jenis majas yang digunakan dalam puisi "Hujan Bulan Juni".

-----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.