Pada abad ke-6 SM, para ilmuwan Yunani mulai menggali lebih dalam ke dalam sifat-sifat lodestone.
Mereka menemukan bahwa lodestone memiliki kemampuan untuk menentukan arah mata angin, suatu keajaiban yang kemudian menjadi sangat berharga untuk navigasi.
Para pelaut dan penjelajah pun mengandalkan lodestone untuk membimbing mereka melalui samudera yang luas.
Magnet sebagai Pusat Perhatian di Eropa
Pada Abad Pertengahan, penemuan magnet menyebar ke Eropa.
Bangsa Viking, yang terkenal dengan keberaniannya di lautan, menggunakan kompas magnetik untuk navigasi selama ekspedisi mereka.
Ini membuka pintu bagi eksplorasi dan perdagangan yang lebih luas.
Kemudian pada abad ke-16, perkembangan pemahaman tentang magnetisme semakin maju.
Ilmuwan terkenal seperti William Gilbert mulai mengadakan eksperimen untuk memahami sifat magnet lebih dalam.
Gilbert menemukan bahwa magnetisme tak hanya terbatas pada lodestone, tetapi dapat dihasilkan oleh benda-benda lain dengan cara tertentu.
Penemuan ini membuka pintu bagi inovasi lebih lanjut dalam dunia ilmu pengetahuan.
Baca Juga: 4 Hal yang Akan Terjadi Jika Medan Magnet Bumi Menghilang, Satwa dan Teknologi Punah?