Find Us On Social Media :

Tradisi Kapanca Suku Mbojo dari Sumbawa, Materi Antropologi XI SMA

Di Sumbawa terdapat tradisi Kapanca sehari sebelum pernikahan.

GridKids.id - Halo, Kids, kali ini kamu akan membahas artikel Belajar dari Rumah (BDR) materi Antropologi Kelas XI SMA.

Kali ini kamu akan diajak membahas bersama tentang salah satu tradisi dari suku lokal di Indonedia.

Kali ini kamu akan diajak membahas tentang tradisi kapanca yang dilaksanakan oleh suku Mbojo di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Tradisi kapanca adalah upacara meletakkan dan melumatkan kapanca atau daun pacar yang sudah ditumbuk halus di atas telapak tangan calon pengantin wanita yang diiringi dengan pengajian dan doa bersama (Asrafal Anam).

Tradisi kapanca ini dilaksanakan pada malam hari sebelum dilangsungkannya akad nikah pernikahan keesokan harinya dan wujud rasa terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa.

Upacara kapanca punya tujuan untuk menyucikan diri, menolak bala, hingga memunculkan aura pada mempelai dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya.

Prosesi tradisi kapanca diselenggarakan dengan memerhatikan beberapa elemen dasar seperti flora yang jadi simbol penting masyarakat Mbojo.

Simbol flora itu merupakan wujud pengharapan masyarakat suku Mbojo yang ternyata punya beberapa jenis dan makna berbeda, apa saja, ya?

Daun pacar yang dilumatkan di tangan mempelai perempuan menandakan bahwa sang perempuan akan menjadi calon pengantin laki-laki yang meminang atau melamarnya.

Selama tradisi Kapanca dilangsungkan diiringi dengan rangkaian lantunan syair dan zikir yang bernuansa Islami.

Tradisi ini jadi simbol pengharapan supaya calon pengantin wanita mendapatkan berkah di kehidupannya yang baru.

Baca Juga: Fakta Menarik Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur yang Jadi Salah Satu Situs Warisan Dunia