Namun, seperti banyak hewan laut lainnya, labi-labi juga menghadapi ancaman dari aktivitas manusia seperti perburuan ilegal, perusakan habitat, polusi laut, dan lain sebagainya.
Upaya konservasi diperlukan untuk melindungi spesies ini dan memastikan kelangsungan hidupnya di lingkungan laut yang semakin terancam.
Penyebutan labi-labi di tiap-tiap daerah di Indonesia berbeda-beda.
Untuk daerah Pasudan - Jawa Barat disebut denan Kuya, Minangkabau - Sumatera Barat disebut labi, dan untuk daerah Kalimantan disebut dengan bidawang.
Diluar Indonesia, hewan ini dikenal dengan nama Asiatic softshell trutle atau common softshell turtle.
Namun secara umum, namanya dikenal dengan labi-labi atau bulus.
Siklus Hidup Labi
Sama dengan reptil lainnya, labi-labi menetas dari telur menjadi larva, kemudian berubah menjadi tukik, selanjutnya menjadi labi-labi remaja, dewasa dan kemudian melakukan perkawinan serta menetaskan telur untuk melanjutkan keturunannya.
Hampir seluruh siklus hidup labi-labi berada di air tawar, kecuali pada saat akan bertelur, labi-labi akan naik ke darat.
Labi-labi bisa hidup pada iklim yang berbeda, dari musim panas, dingin, semi, hingga musim gugur.
Labi-labi termasuk hewan berdarah dingin (Poikilotherm), yang artinya suhu tubuhnya tidak tetap, namun berubah-ubah mengikuti suhu lingkungan di sekitarnya.
Baca Juga: Apa yang Membuat Kura-Kura Galapagos Berumur Panjang? #AkuBacaAkuTahu